MAGIS INDONESIA – Update Edisi Maret 2024

MAGIS JAKARTA

Update Kegiatan Februari s.d Maret 2024

Halo Magisers,
MAGIS Jakarta kembali memberlangsungkan rangkaian formasi para formandi. Menyambung pergantian tahun 2023, mereka yang sudah menjalani tahapan-tahapan programatik mulai dari introduction, community building, pertemuan bulanan mengenai Autobiography Ignatius, hingga pertemuan bulananan mengenai Sejarah Hidup atau Pengolahan Hidup atau Olah Psiko-Spiritual, pada tahun 2024 ini, para formandi (mereka yang baru berformasi di Komunitas MAGIS) melanjutkan pertemuan-pertemuan atau perjumpaan-perjumpaan (encounter) yang tak saling berhubungan satu sama lain dalam rangkaian formasi. Pertemuan-pertemuan atau perjumpaan-perjumpaan ini juga diafirmasi sangat penting mengingat nasihat Paus Fransiskus, “we must strive and ask for the grace to create a culture of encounter, encounter that restores to each person his or her own dignity as a child of God.” MAGIS Jakarta memupuk budaya pertemuan atau perjumpaan ini sebagai anak-anak Allah melalui sarana-sarana programatik memperdalam Latihan Rohani dan spiritualitas Ignatian. Dalam kesempatan ini, MAGIS Jakarta akan berbagi secara singkat tonggak-tonggak kegiatan dalam rentang waktu Februari hingga Maret 2024 ini.


EKM Kolaboratif MAGIS Jakarta x OMK HSPMTB Tangerang

Berangkat dari fenomena Fear of Missing Out,  MAGIS Jakarta berkolaborasi dengan Orang Muda Katolik Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda (HSPMTB) Paroki Tangerang menggelar talkshow dan EKM (Ekaristi Kaum Muda) tentang penggunaan media sosial yang berpengaruh pada  kesehatan mental, dengan tema ‘’FOMO: Filter Out Masalah & Obsesimu’’. Acara ini diselenggarakan pada Minggu, 4 Februari 2024 di Selasar Gereja HSPMTB Tangerang dan dihadiri oleh 90 orang peserta yang mayoritas adalah orang muda. Talkshow yang diselenggarakan ini juga merupakan rangkaian kegiatan Ekaristi Kaum Muda yang menjadi ajang kolaborasi MAGIS Jakarta dengan OMK berbagai paroki di Keuskupan Agung Jakarta. Dalam kesempatan ini, Alexander Yosua (MAGIS Jakarta 2021), menggandeng Angelia Juwita dari OMK Paroki HSPMTB menjadi ketua panitia EKM. Persiapan telah dimulai sejak akhir tahun 2023. Pengurus dan alumni MAGIS Jakarta berpartisipasi aktif dalam kepanitiaan EKM dalam kolaborasi dengan teman-teman OMK serta Seksi Kepemudaan (SieKep) Paroki HSPMTB.

EKM MAGIS Jakarta x OMK Gereja HSPMTB Tangerang

Talkshow ini difasilitasi oleh Kak Inca Agustina Arifin, M.Psi dan Fr. Albertus Alfian Ferry Setiawan, SJ. Pembahasan berangkat dari tema “Self-love” dan semakin mengerucut pada tema “FOMO (fear of missing out) yang diasosiasikan perasaan takut terasing karena ketinggalan berita atau tren. Istilah tersebut muncul di kalangan Gen Z yang lekat dengan media sosial. Kak Inca mengawali sesi dengan mendefinisikan fomo sebagai rasa “takut merasa “tertinggal’’ karena tidak mengikuti aktivitas tertentu, sebuah perasaan cemas dan takut yang timbul di dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, dan lainnya.” Rasa takut ketinggalan ini mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal yang lebih baik, sedangkan dirinya sendiri tertinggal. Fr. Ferry juga menawarkan latihan doa ala Ignatian sebagai  cara ampuh “penangkal” fomo, yaitu Examen Conscientiae. Examen dapat menjadi sarana bagi orang muda zaman sekarang untuk menyadari peristiwa yang dialami, beserta pengalaman dan perasaan dominan. Dalam Examen, orang diajak untuk  menemukan hal-hal yang disyukuri dalam sehari, juga berani menyesali perbuatan perbuatan buruk yang mungkin dilakukan, dan diakhiri dengan membuat niat untuk  menjadi pribadi yang lebih baik. Dominasi perasaan syukur diharapkan dapat  membantu orang muda untuk tidak terobsesi atau tidak lekat pada hal tertentu, atau  setidak-tidaknya mampu membedakan mana yang harus dilakukan dan tidak.

Talkshow yang dimulai pada pukul 14.00 WIB itu selesai pada pukul 16.30 WIB dan dilanjutkan dengan Ekaristi Kaum Muda, yang juga di dalamnya menampilkan teater dari OMK Paroki HSPMTB. EKM dipersembahkan oleh Pater Alexander Koko, SJ,  moderator MAGIS Jakarta. Dalam homilinya, Pater Koko berharap agar umat semakin dapat mengerti  bentuk cinta dari sekitar dan semakin mampu memberikan cinta pada orang-orang terdekatnya. Bisa jadi ada cinta yang tidak saling memberi dan menerima apabila kita, pelaku cinta, tidak memahami bentuk cintanya, seperti contoh bahasa cinta dari orang muda yang tidak dipahami oleh orangtua. Suasana senang dan bahagia terlihat dari senyuman dan raut wajah para panitia kegiatan ini setelah seluruh rangkaian acara telah terlaksana. Para peserta dan panitia menutup acara dengan mengabadikan momen bersama. Rasanya tidak ingin mengucapkan “sayonara”. Gerimis di malam itu membuat acara perpisahan MAGIS Jakarta dan OMK HSPMTB menjadi haru. Usailah euforia persiapan dan pelaksanaan  EKM MAGIS Jakarta dan OMK Paroki HSPMTB. Kini yang  harus terus diupayakan adalah keberanian untuk melepaskan kelekatan dan menggenggam harapan. Esok akan bertemu di lain kesempatan.

 

Pertemuan Bulanan ke-4 : Asas dan Dasar Latihan Rohani

Pada tanggal 3 Maret 2024, di aula lantai 4 Kolese Kanisius, MAGIS Jakarta kembali mengadakan pertemuan bulanan yang ke-4 dengan fokus pendalaman “Asas dan Dasar”. Dalam pendalaman Asas dan Dasar ini hadir sebagian besar anggota MAGIS Jakarta, khususnya formasi tahun 2023-2024. Rm. Hendricus Satya Wening Pambudi, SJ  menjadi pemateri utama untuk memperdalam Asas dan Dasar. Adapun Aji, alumni MAGIS Yogyakarta, yang turut berbagi pengalaman menghidupi Asas dan Dasar secara konkret dalam hidup sehari-hari. Baik Rm. Hendrick, sebutan akrabnya, atau Mas Aji, mereka saling mengisi untuk membagikan Asas dan Dasar di hadapan para formandi MAGIS yang baru pertama kali mendengar dan merefleksikan Asas dan Dasar yang ditawarkan Ignatius. Banyak insight didapatkan, tetapi lebih dalam daripada itu merefleksikan hidup konkret menjadi kunci dalam menghidupi Latihan Rohani dan spiritualitas Ignatian.

Mengutip intepretasi Joseph A. Tetlow, Rm. Hendric menegaskan bahwa menghidupi Latihan Rohani itu tak terlepaskan dari pengolahan sejarah hidup. Ibarat Latihan Rohani a la Ignatius itu sebuah teks, pengolahan sejarah hidup kita itu memberi konteks yang konkret. Asas dan Dasar, khususnya yang berakar pada Latihan Rohani 23 ini sangat esensial. Setelah memperdalam diri melalui sejarah hidup dan mengolahnya dalam kacamata spiritual/ olah psiko-spiritual, para anggota formasi MAGIS Jakarta masuk lebih dalam untuk merefleksikan pertanyaan eksistensial dalam hidup, “Mengapa aku hidup daripada tidak hidup? Apa tujuan hidupku?”. Kiranya Latihan Rohani 23 menjadi pintu masuk untuk merefleksikan pertanyaan sangat mendasar itu. Latihan Rohani 23 mulai dengan “Manusia diciptakan untuk memuji, mengabdi, dan menghormati Allah dan dengannya menyelamatkan jiwanya…”. Dengan demikian, para formandi semacam terkesan bagaimana melihat dan mencermati Asas dan Dasar Real (apa adanya sebagaimana ini aku hidupi) dan Asas dan Dasar Ideal (cita-cita yang kuperjuangkan sebagaimana Tuhan kehendaki).
Asas dan Dasar 23 juga mengundang para formandi untuk memaknai dan mempraktikkan beberapa kata kunci, seperti Tantum Quantum (menggunakan sejauh membantu dan menghindari sejauh mengganggu), lepas bebas (indifferent) dalam pengertian mengambil sikap tengah dan tidak condong sana atau sini, entah kaya miskin, sehat sakit, dst. Selain itu, para formandi juga diundang untuk agere contra, yakni melakukan yang sebaliknya pada kelekataan tak-teratur yang dimiliki. Untuk menunjang keberlanjutannya, para formandi diajak membuat pemeriksaan batin khusus dengan mencermati pola-pola tak teratur dalam diri lebih spesifik dan mengambil sikap dalam hidup sehari-hari. Seperti disampaikan fr. Ferry, pendamping MAGIS di dalam pengantar, semoga latihan-latihan rohani dapat terus membentuk kita untuk sampai pada kemerdekaan batin yang sejati sebagaimana dicita-citakan St. Ignatius Loyola dalam Latihan Rohani 21 mengenai tujuan Latihan Rohani.

 

Rekoleksi Pertengahan Kepengurusan “Berjalan bersama-Mu”

Pengurus MAGIS Jakarta pada formasi tahun ini berjumlah sekitar 40 orang. Jumlah ini hampir berimbang dengan jumlah formandi, mereka yang baru berformasi di Komunitas MAGIS Jakarta pada tahun ini. Bagai sisi sepasang sayap, menjalani kepengurusan MAGIS akan menjadi garing (kering, membosankan, tak-bermakna) tanpa turut merefleksikan dan memaknai setiap perjalanannya. Sebaik-baik pengurus melayani para formandi, tidaklah cukup tanpa mengambil jarak dan waktu sejenak untuk kembali melakukan refleksi dan pengendapan. Jika organisasi dalam kepengurusan MAGIS itu adalah satu sisi sayap, on-going formation merupakan sayap lain yang memberikan keseimbangan. Melihat arti penting ini, rekoleksi sebagai bagian on-going formation bukanlah kewajiban belaka, melainkan sebuah kebutuhan dan hasrat yang muncul dari dalam diri. Dengan begitu, atas kesadaran ini diadakan kegiatan rekoleksi sebagai bagian dari on-going formation. Rekoleksi ini diadakan di Kolese Kanisius pada tanggal 9-10 Maret 2024 dengan konsep disiapkan, dilaksanakan, dan dievaluasi dari kita, untuk kita, dan oleh kita.

Rekoleksi Pengurus

Selama dua hari, Kolese Kanisius sebagai gedung sekolah “disulap” bak rumah retret dadakan di tengah kota metropolitan Jakarta. Keheningan menjadi kunci disposisi yang diusahakan sejak mengawali rekoleksi. Rm. Alexander Koko Siswijayanto, SJ sebagai moderator MAGIS memberikan pengantar dengan mengajak para pengurus “heninglah, lihatlah, dan dengarkanlah Tuhan”. Dengan begitu, para pengurus terbangun suasana memasuki rekoleksi dengan khidmat, apapun disposisi real yang dialami ketika bergabung dalam rekoleksi ini. Mungkin ada yang sedang lelah dan letih karena beragam beban tanggung-jawab. Mungkin ada yang sedang kacau dengan beragam agenda kantor. Mungkin ada juga yang sangat excited dan bersemangat mengikuti rekoleksi ini. Tentu disposisi real sangat bermacam secara personal, tetapi dalam rekoleksi para pengurus diajak untuk hening, melihat, dan mendengarkan Tuhan dalam segala keramaian hidup yang tengah dijalani akhir-akhir ini, entah di dalam kepengurusan MAGIS Jakarta maupun di luar MAGIS Jakarta sekalipun. Membangun disposisi hening dan keterbukaan untuk berefleksi sangatlah penting.

Pada hari pertama, mulai di sore hari, setelah suasana hening cukup terbentuk, dalam sesi-sesi, para pengurus diajak untuk kembali memahami dan merefleksikan “Panggilan Raja, Meditasi Dua Panji, dan Tiga Golongan Orang”. Bagaimana para pengurus menghidupi semuanya dalam hidup sehari-hari sejauh ini menjadi pertanyaan reflektif yang sangat mendasar. Rekoleksi ini tentu tidak hanya menyibukkan diri dengan menyimak keterlibatan di MAGIS, melainkan justru hidup di luar MAGIS yang bagaimanapun terintegrasi dengan berkomunitas di MAGIS. Untuk semakin meneguhkan batin, di malam hari sebelum istirahat, para pengurus juga terlibat dalam Adorasi Sakramen Maha Kudus di Kapel Kolese Kanisius. Setelah semakin memasuki kedalaman bersama Sang Sakramen Maha Kudus, para pengurus berlanjut istirahat di aula dengan segala sarana ala kadarnya sekaligus tetap menjaga batas-batas profesional.

Pada hari kedua, dimulai dengan kontemplasi terpadu di lantai satu gedung baru Kolese Kanisius, para pengurus kembali collecting rainbows perjalanan sejauh ini. Setelah itu, dengan tetap menjaga keheningan, waktu demi waktu, para pengurus berlanjut ke sesi berikutnya mengenai “Arti-penting on-going formation; dari Indifference, Reference, ke Preference”. Dalam suasana hening dan doa sebagai kunci untuk saling meneguhkan dan memperkaya satu sama lain, adapun sesi Correctio Fraterna, yakni memberikan masukan dan apresiasi secara apa adanya dalam kesatuan doa dan hening kepada teman yang kepadanya membutuhkan. Kegiatan rekoleksi diakhiri dengan ekaristi bersama sebagai peneguhkan bahwa pada akhirnya kita masing-masing secara personal adalah pribadi yang dicintai, diberkati, dipecah, dan dibagikan. Selain itu, dalam kotbahnya di Minggu ke-3 Prapaskah atau lebih sering disebut Minggu “Sukacita” (Gaudete), Rm. Koko juga mengajak para pengurus untuk tetap bersukacita penuh-pengharapan, menjadi terang dalam kegelapan. Ini tentu tak dapat dilanjutkan tanpa kesadaran untuk terus on-going formation dalam kesatuan berjalan bersama-Nya.

 

Agenda ke depan: Perbul “Discernment” dan Pembekalan Magis Immersion Experiment

Setelah memperdalam Asas dan Dasar, pada tanggal 21 April mendatang MAGIS Jakarta akan memperdalam “Discernment”. Setelah merefleksikan dan merumuskan Asas dan Dasar Ideal dengan melihat secara apa-adanya Asas dan Dasar Real masing-masing, sudah saatnya para formandi belajar lebih spesifik bagaimana membeda-bedakan Roh. Tentu Roh dalam pengertian Ignatius, yakni kecenderungan baik dan kecenderungan jahat setiap orang yang terus berdialog dalam hidup sehari-hari. Dalam kesempatan perbul nanti, Mbak Lisa Esti Puji Hartanti, seorang dosen Atma Jaya yang pernah mengikuti formasi MAGIS juga akan berbagi materi mengenai Discernment ini. Pertemuan bulanan ini akan dilaksanakan seperti biasa di Aula Lantai 4 Kolese Kanisius mulai jam 9:00 – 16:00 WIB.
Selain pertemuan bulanan mengenai “Discernment”, adapun persiapan menuju MAGIS Immersion Experiment yang akan diadakan selama 5 hari pada tanggal 22 s.d 26 Mei 2024. Immersion Experiment ini bertujuan untuk “mendagingkan” seluruh Latihan Rohani dan spiritualitas Ignasian yang telah diperdalam, direfleksikan, dan dihidupi. Bukan pertama-tama sekadar melayani, para partisipan diajak untuk berefleksi dalam aksi. Melihat arti-pentingnya ini, bertepatan dengan pertemuan bulanan pada tanggal 21 April mendatang, akan diadakan pembekalan pertama MAGIS Immersion Experiment. Pembekalan kedua akan diadakan beriringan dengan perbul berikutnya bertepatan tanggal 5 Mei 2024, serta pembekalan ketiga diadakan pada hari pertama Immersion Experiment, tanggal 22 Mei 2024. Pembekalan ini sangatlah penting agar para partisipan, yang adalah para formandi, mendapat peneguhan atas beragam hal yang dialami maupun dipertanyakan dalam MAGIS Immersion Experiment ini.

Panitia MAGIS Immersion Experiment juga membuka donasi untuk disalurkan kepada mereka yang terpinggirkan yang merupakan subjek-subjek tempat para partisipan melakukan Immersion. Bekerjasama dengan Lembaga Daya Dharma (LDD) KAJ, beberapa tempat itu, antara lain Marunda, Cilincing, Muara Angka, Blok Eceng. Donasi Anda sekalian, berapapun sangatlah berharga demi pendidikan dan keberlangsungan hidup warga dampingan yang sebagian besar anak-anak, remaja, dan orang-orang muda dalam keadaan pra-sejahtera.

Ditulis oleh BPH Magis Jakarta

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *