MAGIS INDONESIA – Update MAGIS Yogyakarta Januari – Februari 2025

MAGIS Update Chapter Yogyakarta

Dari Sejarah Hidup ke Panggilan Hidup: Sebuah Perjalan dalam Cinta-Nya

Oleh: Cornellia Elista & Donda Sihite

Halo semua! Senang sekali akhirnya bisa berkabar lagi tentang kegiatan terkini yang telah terlaksana di MAGIS Yogyakarta ^^. Semoga teman-teman semua senantiasa sehat dan bahagia yaa.. Sungguh bersyukur karena semangat teman-teman Pengurus dan Formandi MAGIS Yogyakarta masih terus menyalaa... Dinamika pengolahan dalam hidup harian senantiasa diupayakan, baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam kesatuan sebagai komunitas. 

Belakangan ini, Formandi mulai masuk ke titik pengolahan yang udah lumayan “serius” nih.. Sebelumnya, Formandi telah dibekali gambaran dinamika setahun formasi saat Perbul Introduksi plus difasilitasi untuk saling mengenal, mengakrabkan diri, serta saling dukung dengan sesama Formandi dan para Pengurus di Perbul Community Building. Nah.. Mulai bulan November 2024 hingga Februari 2025, mereka pun mulai menjalani pengolahan hidup harian ala Ignatian melalui Perbul Sejarah Hidup, Asas dan Dasar, Pembedaan Roh, serta Panggilan Raja. Yuukk telisik lebih jauh gimana sih keseruan empat Perbul MAGIS Yogyakarta ini..

Pertemuan Bulanan 3: Sejarah Hidup

Rm. Hendra, SJ berswafoto dengan teman-teman MAGIS Yogyakarta

Seperti biasa, di hari Minggu yang cerah ceria, Perbul MAGIS dilaksanakan. Minggu, 10 November 2024 mungkin terlihat seperti hari-hari Minggu pada umumnya saja, tapi ternyata yang kali ini agak beda! Hmm beda kenapa tuh? Ternyata karena di perbul kali ini formandi akan mengarungi masa lalu dengan memakai kacamata yang baru? Ehh.. gimana gimana? 

Bersama Kak Patricia, formandi dipandu untuk melihat kembali ke belakang, mencecap berbagai pengalaman yang penuh makna dan kenangan di fase-fase kehidupan sebelum hari ini. Formandi diajak untuk menyapa lagi pengalaman gelap yang meliputi fase kejatuhan, keberdosaan, duka, maupun hal-hal lain yang dipersepsikan sebagai pengalaman negatif, serta pengalaman terang yang meliputi pengalaman sukacita dan penuh cinta, yang dipersepsikan sebagai pengalaman positif.

Kak Patricia sedang membawakan materi Perbul Sejarah Hidup

Jatuh bangun kehidupan coba diproses dengan meneladani St. Ignatius Loyola saat mengolah sejarah hidupnya dengan Latihan Rohani. Dinamika St. Ignatius Loyola dalam memproses Pengalaman Pamplona dan Cannonball Moment berikut pergulatan batin yang dialaminya dipotret melalui Tiga Daya Jiwa: nalar (akal budi), rasa, dan kehendak. Hal ini bertujuan agar para formandi menyadari bahwa anugerah Tiga Daya Jiwa tersebut memampukan kita untuk melihat pengalaman hidup kita, baik pengalaman gelap maupun terang dengan lebih utuh.

Setelah fase gagal dan pengalaman gelap mungkin sempat mengacaukan orientasi dan semangat hidup. Penyeimbangan Tiga Daya Jiwa dalam pengolahan hidup harian dapat memunculkan orientasi baru dalam hidup ketika dijalani dengan tekun dan penuh komitmen. Hal ini kemudian akan menuntun kita pada semangat penaklukan diri: “Apakah mau tetap tenggelam dalam perasaan negatif dan meratapi pengalaman gelap; atau mau melampauinya dan fokus pada rahmat kasih sehingga dapat memaknainya?”

Seperti St. Ignatius Loyola yang setia berproses hingga akhirnya memilih untuk bangkit dan melampaui luka-luka masa lalunya, di Perbul Sejarah Hidup ini formandi diajak untuk memaknai kembali apa itu “rahmat” yang datang dari Allah melalui perspektif “A Grace History” atau Sejarah Hidup sebagai Sejarah Rahmat Allah. Bahwa sesungguhnya pengalaman penuh rahmat meliputi seluruh pengalaman yang terjadi dalam hidup kita, baik itu pengalaman yang gelap, kelam, penuh penderitaan, maupun pengalaman sukacita, gembira, berpengharapan. Pada akhirnya, ini semua menuntun kita untuk memandang sejarah hidup kita secara utuh, yaitu memandang dari sudut pandang atau kacamata kasih Allah.

Ketika kita melihat peristiwa-peristiwa dalam hidup dari sudut pandang kasih Allah, kita akan memahami bahwa hidup kita adalah tentang menerima kasih karunia alias pengalaman dicintai. Walau kita pernah jatuh, terluka, dan berdosa, kita tetap dicintai dan diterima oleh-Nya apa adanya. Karena Dia senantiasa menunggu kita bertobat dan bertransformasi untuk hidup demi kemuliaan nama-Nya yang lebih besar! Cinta-Nya lah yang akan menjadi bahan bakar utama untuk kesiapan diri dalam mengolah pengalaman gelap dan terang secara utuh.. :”)

Pertemuan Bulanan 4: Asas dan Dasar

Setelah memproses sejarah hidup melalui kontemplasi, journaling, dan Magciran, pada tanggal 8 Desember 2024, teman-teman Formandi MAGIS Yogyakarta pun masuk ke Pertemuan Bulanan keempat. Perbul ini masih bertempat di basecamp-nya MAGIS Yogyakarta seperti biasa, yaitu di Pusat Pastoral Mahasiswa (PPM) Yogyakarta. Diawali dengan doa hening, ice breaking, sharing pleno, kemudian dilanjut pemaparan materi dan sharing Asas Dasar oleh Kak Lia.

Teman-teman formandi MAGIS Yogyakarta sedang berdinamika di Perbul 4

Pada pemaparan materi, teman-teman formandi diajak untuk melihat tujuan dan sarana manusia diciptakan, sesuai dengan isi Latihan Rohani 23:  

“Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya. Ciptaan lain diatas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan. Karena itu manusia harus mempergunakannya, sejauh itu menolong untuk mencapai tujuan tadi, dan harus melepaskan diri dari barang-barang tersebut, sejauh itu merintangi dirinya. Oleh karena itu, kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan tersebut, sejauh pilihan merdeka ada pada kita dan tak ada larangan. Maka dari itu dari pihak kita, kita tidak memilih kesehatan lebih dari pada sakit, kekayaan lebih dari pada kemiskinan, kehormatan lebih daripada penghinaan, hidup panjang lebih daripada hidup pendek. Begitu seterusnya mengenai hal-hal lain. Yang kita inginkan dan yang kita pilih ialah melulu apa yang lebih membawa ke tujuan kita diciptakan.”

Foto bersama MAGIS Yogyakarta ketika Perbul 4

Tidak hanya melihat tentang tujuan & sarana, teman-teman juga diajak untuk berani mengambil sikap lepas bebas & memiliki semangat magis, yaitu untuk menjadi lebih. Terutama ketika teman-teman akan memilih sarana untuk mencapai tujuan. Harapannya teman-teman bisa lebih memahami dan menerapkan asas dasar dalam kehidupan sehari-hari. Setelah pemaparan materi dan sharing, teman-teman melanjutkan kegiatan dengan pengolahan pribadi, sharing dalam MAGIS Circle, dan ditutup dengan misa bersama.

Pertemuan Bulanan 5: Pembedaan Roh (Diskresi)

Selanjutnya, Pertemuan Bulanan kelima membahas tentang Pembedaan Roh (Diskresi). Perbul ini diadakan pada tanggal 12 Januari 2025. Pertemuan bulanan diawali dengan doa hening, sharing pleno, pemaparan materi oleh Mas Bosco, serta sharing pengalaman berdiskresi oleh Mbak Arum.

Teman-teman MAGIS Yogyakarta makan bersama setelah Perbul 5

Pada pertemuan kali ini pada dasarnya teman-teman formandi diajak mengenali gerak batin dalam diri, baik itu gerakan roh baik maupun roh jahat. Setelah mengenal gerak batin, teman-teman diharapkan dapat lebih peka mengidentifikasi dan mengikuti gerak batin yang berasal dari roh baik. Serta menjauhi dan tidak memilih gerak batin yang berasal dari roh jahat.

Melihat gerak batin tentunya bukan suatu hal yang mudah dan instan. Maka teman-teman juga mempelajari sifat-sifat gerak batin, baik itu gerak batin yang berasal dari roh baik maupun roh jahat. Hal lain yang dipelajari ialah mengenai sifat-sifat godaan, dimana godaan diilustrasikan dengan berbagai perumpamaan. Pertama, godaan digambarkan seperti anak manja yang merengek. Ketika kita semakin membiarkannya maka semakin besar godaan yang dialami. Kedua, godaan digambarkan seperti komandan perang yang menyerang dari sisi kekurangan kita. Ini membuat kita tidak berani mengambil langkah lebih dan selalu berkecil diri serta merasa tidak pantas. Terakhir, godaan digambarkan seperti buaya darat yang menipu dengan bujuk rayu. 

Setelah melihat gerak batin, teman-teman diajak untuk melakukan praktik pengolahan pribadi. Formandi diajak untuk melihat kekuatan serta kelemahan dalam diri sehingga akan lebih mudah menyadari ketika godaan datang. Tidak berhenti di situ, teman-teman juga diajak belajar berani mengambil keputusan ketika memilih sebuah pilihan. Setelah melakukan pengolahan pribadi, formandi melanjutkan kegiatan sharing dalam kelompok. Pertemuan bulanan pun diakhiri dengan misa bersama dengan teman-teman MAGIS Indonesia! Seru banget siih bisa misa awal tahun bareng temen-temen MAGIS Jakarta.. Walaupun terpisah jarak, hati kita tetap tertaut melalui ruang virtual saat Misa ya kan ghess.. :”) Semoga kita bisa segera meet up secara offline yaa!!

Foto bersama MAGIS Yogyakarta & Jakarta setelah misa hybrid

Pertemuan Bulanan 6: Panggilan Raja

Perbul yang sebenarnya judul full version-nya sangat panjang ini diselenggarakan pada hari Minggu, 9 Februari 2025. Melalui sesi materi dan sharing bersama Mas Edi, Formandi diajak untuk berkenalan dengan Panggilan Raja, Dua Panji, Tiga Golongan Orang, dan Tiga Macam Kerendahan Hati. 

Foto bersama MAGIS Yogyakarta ketika Perbul 6

Sesi materi dimulai dengan suatu pertanyaan menarik: “Apa sih yang sedang aku usahakan dan perjuangkan saat ini?” Kemudian, Formandi diajak untuk melihat isi Latihan Rohani 95 yaitu:

“Kehendak-Ku ialah menaklukkan seluruh dunia serta semua musuh, dan dengan demikian masuk ke dalam kemuliaan Bapa-Ku. Barangsiapa mau ikut Aku dalam usaha itu, harus bersusah payah bersama Aku, supaya karena ikut Aku dalam penderitaan, kelak dapat ikut pula dalam kemuliaan.”

Panggilan Raja Abadi pada kenyataannya memang terlihat menantang ya ghes yaa :”) Memang membutuhkan usaha, keteguhan hati, dan kemauan untuk berjuang! Untuk mengupayakan keutamaan hidup, yakni demi kemuliaan Allah yang lebih besar, formandi diajak untuk menanggapi Panggilan Raja Abadi. Pertama-tama, dengan mempersembahkan diri seutuhnya, ikut berjuang bersama-Nya. Hal ini akan dilakukan dengan keyakinan & keteguhan apabila kita sungguh telah menyadari bahwa kita telah dicintai oleh–Nya terlebih dahulu. Selanjutnya, teman-teman juga diajak untuk lebih berani menaklukkan diri, karena sejatinya “musuh” utama dalam hidup ini adalah diri sendiri.

Salah satu sesi pemaparan materi di Perbul 6

Dalam perjalanan menanggapi Panggilan Raja Abadi, tentu semuanya tidak akan mulus-mulus saja bukaan?? Yak betul! Sehingga sebaiknya kita peka dalam memilih panji mana yang akan diikuti: panji setan atau Panji Kristus. Jika memilih setan, panjinya akan membawa kita pada keutamaan diri, egosentris, keangkuhan! Sementara itu, Panji Kristus akan membawa kita pada sikap lepas bebas. 

Wow wow wow woww.. Sanggup gak yaa teman-teman formandi dan kita semua untuk memilih dan konsekuen mengikuti Panji Kristus?? Tentang kesanggupan ini, para formandi diajak untuk menelusurinya lebih dalam pada dirinya masing-masing.  “Aku tuh masuk ke golongan orang yang mana ya?” Apakah masuk pada golongan orang pertama, yang sesungguhnya sanggup ikut Panji Kristus namun tidak melakukannya? Atau masuk pada golongan orang kedua yang sanggup-sanggup aja sih, tapi hanya melakukan setengah-setengah saja? Harapannya siihh teman-teman formandi masuk ke golongan orang ketiga yaa… yang sanggup dan totalitas dengan sepenuh hati mengikuti Panji Kristus dan berjuang bersama-Nya.. 

Salah satu sesi diskusi di Perbul 6

Dalam prosesnya, para Formandi juga diajak untuk mengupayakan tiga kerendahan hati, yakni ketaatan kepada Allah, hidup demi kemuliaan-Nya yang lebih besar, serta selalu memilih “yang lebih”, be More be MAGIS ya kann untuk mencapai AMDG itu sendiri!! Dan semua proses ini berangkat dari kesadaran bahwa kita semua berharga dan senantiasa dicintai oleh-Nya. Sehingga dibutuhkan kerendahan hati untuk senantiasa menanggapi cinta-Nya yang sungguh besar itu! Semoga kita semua senantiasa setia dalam proses sepanjang hayat ini yaa.. Amin!  

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *