Gereja selalu berupaya menghadirkan gambaran kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. Pembentukan komunitas Kristiani bagi kaum awam merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan misi pewartaan Yesus Kristus itu. Langkah ini dilakukan agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak menempuh jalan yang salah. Sebab, tak dapat dimungkiri bahwa pergerakan arus globalisasi saat ini, memicu berbagai dilema sosial akibat munculnya gaya hidup baru yang diciptakan oleh kaum muda, seperti maraknya pergaulan dan seks bebas, yang telah terjadi di tengah-tengah masyarakat umum. Belum lagi perkembangan teknologi yang terus memanjakan generasi milenial saat ini yang secara tidak langsung mengubah pola interaksi tradisional. Contohnya saja komunikasi jarak jauh yang dapat tercipta oleh sesama pengguna media sosial.
Disamping itu, hiburan-hiburan yang ditampilkan, menciptakan dunia baru bagi sang pengguna sehingga dapat menimbulkan rasa ketagihan hingga kesulitan dalam mengontrol diri bermain media sosial. Namun, di tengah situasi yang terus berubah ini, masih ada kaum muda yang menaruh perhatian penuh terhadap hidup spiritualitasnya, mau ikut bergabung dalam sebuah komunitas demi semakin mengenal diri mereka sebagai pengikut Kristus.
Pada suatu minggu, saya diberi kesempatan untuk mengamati kegiatan pertemuan bulanan yang diadakan Komunitas MAGIS Jakarta. Komunitas MAGIS adalah orang-orang muda Katolik yang belajar mengenal dan menghidupi Spiritualitas Ignasian dalam keseharian. Di komunitas ini mereka belajar mengenal Tuhan, mendalami iman Katolik dan berbagi pada sesama dengan semangat Magis. Magis adalah kata dari bahasa latin yang berarti lebih. Magis adalah salah satu semangat Spiritualitas Ignasian yang berarti melulu memilih yang lebih demi semakin luasnya pelayanan dan semakin besarnya kemuliaan Allah. Spiritualitas Ignasian adalah cara hidup dan cara berelasi dengan Allah yang diwariskan oleh St. Ignatius
Dalam pengalaman saya mengamati Komunitas MAGIS Jakarta, saya teramat kagum melihat semangat jiwa-jiwa muda yang menyadari bahwa spiritualitas kita sebagai orang Katolik di tengah-tengah kemajemukan hidup beragama di Indonesia harus terus dikembangkan. Melalui wujud nyata ajaran Yesus Kristus yakni menebar kasih terhadap sesama, memperhatikan satu dengan yang lain serta saling terbuka dan menerima orang lain sebagai teman dan sahabat. Komunitas ini mengajarkan arti persahabatan yang sesungguhnya. Rela dan mau ikut merasakan penderitaan yang orang lain alami, menjadi pendengar yang baik, serta menjadi sahabat dalam setiap masalah yang dihadapi. Tak hanya sampai di situ, mereka pun aktif dalam kegiatan sosial yang mereka adakan sendiri untuk memberi cinta kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan dan perhatian.
Bagi saya, mereka yang bergabung dalam komunitas ini adalah para ksatria Kristus yang sejati. Rela meluangkan waktu di tengah kesibukan mereka sebagai seorang mahasiswa, pegawai, pengajar, dsb, demi menghidupi iman kepercayaan mereka terhadap Allah agar menjadi lebih dari kebanyakan orang pada umumnya. Sebab, merealisasikan ajaran Yesus Kristus sebagai pelaku dan bukan hanya sebagai pendengar.