Sumber gambar: https://info.proactiverg.com/5-characteristics-of-a-survivor
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari Lahirnya Bangsa Indonesia
Merdeka..!
Sepenggal lirik lagu ciptaan H. Mutahar ini merupakan lagu wajib nasional hari Kemerdekaan yang dinyanyikan dengan tempo cepat dan tegas. Lagu ini menggambarkan semangat perjuangan dari para pahlawan nasional. Tahun ini (17 Agustus 2022), Indonesia sudah memasuki usia 77 tahun kemerdekaan. Tema Nasional yang diangkat, “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat” berkaitan dengan kilas balik perjuangan bangsa Indonesia dalam memerangi wabah pandemi coronavirus (covid-19) pada dua tahun terakhir. Oleh karena itu, tema tahun ini memuat harapan dan doa agar bangsa Indonesia bisa bangkit bersama dengan semangat gotong royong untuk menjadi bangsa yang kuat dan siap menghadapi tantangan global.
Aku merefleksikan hari kemerdekaan dengan perjalananku di formasi MAGIS Jakarta tahun 2021. Aku dibuat terpukau saat mengikuti pertemuan bulanan (perbul) ketiga yang mengangkat tema “Asas & Dasar.” Ada satu kutipan berbahasa latin yang menarik perhatianku yaitu “Tantum Quantum.” Kutipan ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang ada di dunia dipergunakan seperlunya dan secukupnya, khususnya yang membawa kita pada hubungan erat dengan Tuhan. Untuk dapat mencapai itu, maka aku pun harus mempersiapkan batin yang utuh dan murni, yaitu batin yang tidak memiliki keterikatan pada segala macam kelekatan baik barang ataupun peristiwa.
Selama berformasi di MAGIS, aku dibimbing untuk dapat mengolah semua peristiwa yang menjadi batu sandungan, entah itu peristiwa sedih, kecewa, kegagalan, maupun luka yang membuatku jauh dari-Nya. Peristiwa-peristiwa yang kemudian memunculkan pertanyaan bagi diriku “apakah aku masih layak di hadapan Tuhan?”.
Pada saat itu, kelekatan yang kumiliki sangat menggangguku dalam berdinamika, maka salah satu pendamping menyarankanku untuk melakukan sakramen tobat yang kebetulan saat itu difasilitasi oleh MaGis. Puji Tuhan, setelah pengakuan dosa, perasaanku menjadi lega dan damai. Aku pun optimis bahwa peristiwa-peristiwa itu dapat kuolah hingga menjadi sumber pijakan yang kuat dan sarana untuk menyadarkanku bahwa Tuhan adalah Maha Pengasih, khususnya melalui orang-orang di sekitarku.
Bagiku memerdekakan diri dari rasa kekhawatiran juga perlu dilakukan. Terlebih lagi, dunia ini penuh dengan ketidakpastian yang mirip teka-teki. Ketakutan dan rasa khawatir yang berlebihan, justru membawaku untuk tidak berserah pada Tuhan. Hal ini bertentangan dengan injil Matius (6:34) yang berbunyi “Sebab itu, janganlah kamu khawatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari,” dan kalimat yang sering diucapkan oleh Romo saat perayaan ekaristi “Tuhan beserta kita” dan umat pun menjawab “sekarang dan selama-lamanya”. Untuk apa khawatir dengan segala sesuatu yang belum pasti dan khawatir dengan sesuatu yang akan ada jalan keluarnya.
Maka, tema kemerdekaan tahun ini punya keterkaitan tersendiri bagiku. Aku berusaha segera memerdekakan diri dari luka dengan pertolongan rahmat Tuhan agar bisa melanjutkan perjalanan. Bangkit dari bayang-bayang rasa sesal dan sedih untuk mampu berjalan selangkah seirama dengan Tuhan. Merdeka versiku adalah bisa menerima perjalanan hidup dengan penuh rasa syukur dan tanpa rendah diri. Berbagai langkah yang membawaku sampai saat ini tentunya melalui proses panjang, baik keluh kesah, tangis, dan tawa. Aku berhak untuk tidak dijajah dari rasa bersalah, rasa tidak percaya diri, rasa takut, rasa diabaikan.
Ada 1 pantun untuk mengakhiri sepenggal kata-kata diatas, cekidott!
Jalan-jalan ke kota Roma
Mampir dulu ke Manresa
Selamat Hari Merdeka
Indonesia tetap jaya!
Grace Sheela
Seorang anak perempuan pertama dari 2 bersaudara, kelahiran tahun 1996 dengan rambut keriting yang mengembang, sibuk mengamati Tuhan terhadap diri sendiri dan semesta, memiliki hobi mendengarkan musik.
