Menyederhanakan Bawaan

“Satu tahun belakangan ini, aku melakukan perjalanan beberapa kali. Satu moment perjalanan di bulan Mei 2022, dimana aku melakukan perjalanan ke suku Baduy. Saat itulah aku menyadari, setahun belakangan aku perlu menyederhanakan bawaanku. Rasanya ringan dan tidak disibukkan dengan pikiran mengemas barang yang banyak.”

Teman Seperjalanan

Berjalan bersama, mencurahkan pikiran perasaan, dan tempat bersandar dari berbagai kesibukan. Itulah makna teman seperjalanan bagiku, setiap kali aku merasakan rahmat yang aku terima. Akan menjadi indah dan bermakna, ketika kita tiba dalam penyadaran atas semua proses perjalanan yang terlewati.

Tentunya ego diri menguasai, ketika awalnya dipertemukan dengan pribadi-pribadi baru. Kecenderungan untuk membandingkan dengan circle ku dulu, saat masih menjadi formasi. Mengapa aku dihadapkan dengan pribadi yang menyulitkan? Bagaimana aku harus menghadapi setiap pribadi yang berbeda ini? Duhhh… aku lelah dengan semua pikiran itu.

“Kamu tidak sendirian” ya… aku tidak sendiri. Aku bersyukur, MAGIS membawaku untuk selalu menyadari bahwa tidak sendirian dalam menapaki perjalanan. Aku masih punya banyak teman untuk aku ajak berdiskusi dan sharing apa yang aku alami.

Dari awalnya menyangkal situasi baru, lama kelamaan  Pribadi yang berbeda dan situasi baru menjadi warna perjalanan ini, seperti warna pelangi sehabis hujan. Dalam keadaan diri apa pun, selalu ada teman yang mau menemani. Sebaliknya, kita juga terpanggil menjadi teman seperjalanan untuk pribadi lain pada seluruh rute perjalanan ini.

Pikiran Tak Mampu

Dinamika suatu perjalanan memang tidak semulus dan selancar jalan beraspal. Ada saja pergejolakan yang muncul. Aku menerima perasaan ini, ketika dalam fase ketidakmampuan menemani teman-temanku.

Satu titik balik dimana aku disadarkan oleh sahabat perjalananku, ia mengatakan bahwa “milikilah sikap lepas bebas, temani mereka yang memang mau kita temani”. Satu kalimat itu yang membuatkan menyisihkan dan perlahan-lahan menyingkirkan pikiran ketidakmampuan itu.

Sudah mengusahakan berproses dan telah berusaha menjalani adalah sikap yang dibutuhkan. Menikmati perjalanan, seperti kegiatan yang akhir-akhir ini aku sukai, yakni hiking. Ketika bisa menikmati perjalanan, fokus kita menikmati sekitarnya. Kokokan ayam akan terasa selaras dan tidak mengganggu pendengaran kita. Hembusan angin akan terasa sejuk menyelimuti seluruh tubuh.

Jika kita merasa ada kekurangan dalam menemani teman-teman seperjalanan.  bisa mengambil sikap bahwa itu akan menjadi pembelajaran untuk melanjutkan perjalanan itu. Hal-hal baik pun kita syukuri sebagai rahmat baik yang diterima.

Menyederhanakan Bawaan

Seberapa sering melakukan perjalanan, akan lebih penting jika perjalanan itu kita nikmati. Selain kita fokus menikmati saat perjalanan itu terjadi, persiapan untuk melakukan perjalanan juga mengambil peran penting. Terkadang kita menghadapi situasi memilih barang yang benar-benar dibutuhkan untuk dibawa atau sebetulnya tidak dibutuhkan untuk dibawa.

Kekhawatiran akan situasi yang tidak benar-benar akan terjadi membuat kita terkadang membawa bawaan yang berlebih. Biasanya, barang itu tidak akan digunakan dan berujung sia-sia, mengapa harus masuk di dalam tas dan dibawa?

Menyederhanakan bawaan inilah yang aku coba perlahan-lahan lakukan dalam perjalanan di Magis. Memilih apa yang sebetulnya aku butuhkan untuk melakukan perjalanan bersama teman-teman di Magis. Aku memutuskan untuk membawa bawaan yang ringan, sehingga aku menikmati proses menemani teman-teman di Magis. Perjalanan ke depan masih panjang dan berbagai arah akan dilewati. Aku ingin membawa pikiran yang ringan untuk menghadapi perjalanan itu. Selamat melanjutkan perjalanan masing-masing, teman seperjalanan!