Pernah berberapa kali dalam doaku, aku meminta kepada Tuhan agar memberiku harta yang berlimpah supaya aku dapat berbuat banyak kebaikan kepada sesama. Padahal kalau pernah membaca tentang perumpamaan janda miskin yang rela memberi lebih banyak dari kekurangannya, maka baiknya kita juga seperti itu hehehe. Kadang lucu kalau aku ingat masa-masa egois tersebut. Lalu, sejenak aku berefleksi kembali ke tahun 2020, tahun ketika aku merasa sungguh tertinggal dan rendah diri.
Pandemi kala itu sedang naik daun, semua orang bertahan hidup dengan cara mereka masing-masing untuk tetap sehat dan waras. Pun juga demikian halnya denganku. Load pekerjaan yang tinggi dan mobilitas yang terpaksa harus dibatasi membuat semua hal pada akhirnya kupendam sendiri. Masih teringat jelas di benakku, hampir setiap sore setelah bekerja kuhabiskan waktuku untuk mengeluh dan menangis. Aku juga sempat berpikir, mungkin Tuhan bosan melihat rutinitasku yang hampir tiap malam memandang-Nya di SALIB meja kerjaku sambil menangis.
Saat itu, mungkin fisikku sehat tapi mental dan pikiranku rapuh. Semua kupikirkan terlalu jauh. Muncul kecemasan yang luar biasa dalam keseharianku. Aku merasa tidak semua bisa kuceritakan pada orang lain termasuk sahabat dan kedua orangtuaku. Akhirnya setelah beberapa bulan mengalami kondisi seperti itu, aku memutuskan untuk sharing ke professional. Aku menceritakan kecemasan yang kualami, ketakutan-ketakutanku yang tiap hari muncul dan menggangguku. Setelah pertemuan ketiga, aku merasa lebih baik. Aku bisa mengontrol kecemasan dan ketakutanku itu dengan berlatih meditasi dibarengi dengan jalan pagi/jalan sore beberapa kali dalam seminggu.
Hidupku mulai membaik. Aku semakin bisa mengolah kecemasan dan ketakutan yang ada dalam pikiranku. Kemudian, aku merasa bahwa aku memerlukan sarana untuk menjaga relasiku dengan Tuhan agar semakin menggembirakan. Satu ketika, saat sedang membuka Instagram, muncul iklan perihal pendaftaran MAGIS. Aku tidak tahu apa itu MAGIS. Komunitas semacam apa dan bagaimana, hingga akhirnya aku mengulik semua tentang itu.
Singkatnya, aku lolos dalam pendaftaran & diterima dalam MAGIS Formasi 2020. Di tengah kerapuhanku, aku merasa Tuhan tetap mencintaiku secara penuh. Selama satu tahun aku berformasi, aku belajar bahwa dalam setiap tangisan, keluhan, kecemasan dan ketakutanku, selalu ada hal baik yang dapat kusyukuri. Pernah suatu waktu, pada hari itu aku merasa buruk sekali. Selalu saja ada hal yang salah yang kulakukan baik dalam pekerjaan maupun di luar itu. Tiba malam hari saat aku examen, aku mengolah kembali bahwa selalu ada maksud baik Tuhan yang mau Ia sampaikan melalui pengalaman-pengalamanku sepanjang hari tadi.
MAGIS juga membuatku belajar untuk semakin mengenal Tuhan dan mencintai-Nya melalui keseharianku. Setahun berlalu, aku diberi kesempatan kembali untuk mengembangkan perasaanku yang terpanggil menanggapi Kasih-Nya. Dalam MAGIS Formasi 2021, aku bertemu dengan mereka yang luar biasa. Dan lagi-lagi, selalu ada hal baik yang mau Tuhan sampaikan dalam setiap harinya.
Yasinta Arianti
Sering disapa Sinta. Asal Paroki Bekasi Utara – Gereja St Clara. Kesibukan saat ini Kerja, Kerja, Kerja dan semoga ga tipes he. Magis 2020.