Small Things Matter

google

Awal perjalananku di Magis Jakarta bermula ketika aku memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota Magis Jakarta pada tahun 2020. Pada saat itu aku merasakan dan mempertanyakan “kenapa ya kok hidupku cuma gitu-gitu aja ya?”. Aku merasa bahwa hari-hari yang aku jalani hanya berlalu begitu saja, monoton, dan mayoritas waktuku pun habis untuk bekerja. Sampai pada akhirnya aku menemukan informasi komunitas Magis melalui sosial media, dari salah satu temanku yang telah bergabung. Setelah kepo-kepo aku pun tertarik untuk bergabung, dengan harapan aku bisa melihat hari-hari yang menurutku monoton itu ternyata bermakna.

Singkat cerita di tahun 2020 itu, aku bergabung dengan Magis Jakarta bersama circle Power Rangers. Pada awalnya aku merasa canggung karena kami perlu untuk membuka diri dan berbagi cerita dengan orang yang kami gak kenal sebelumnya. Apalagi menurutku belum tentu semua orang bersedia mendengarkan cerita orang yang baru dikenalnya. Namun, setelah satu tahun berjalan bersama, bercerita bersama, berkeluh kesah bersama, semua itu terasa nyaman. Setiap aku bercerita atau mengeluarkan unek-unek, tidak ada yang memberikan respon yang judgemental, mereka hanya mendengarkan. Memang terkadang kita hanya perlu didengarkan tanpa merasa dihakimi, ternyata hal sesederhana dan sekecil itu berarti loh, at least untuk aku secara pribadi. Hal itu juga yang menjadi salah satu alasanku melanjutkan perjalanan di Magis Jakarta sebagai pengurus di tahun berikutnya.

Ketika di Magis aku juga mengenal salah satu bagian dari spiritulitas Ignasian yaitu journaling. Melalui journaling aku diajak untuk melihat kembali selama satu hari penuh yang sudah aku lewati itu, “apakah ada peristiwa yang menarik? perasaan apa yang dominan aku rasakan selama satu hari ini? apakah ada pikiran yang menyita perhatianku seharian ini?”. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, aku merefleksikan kembali kegiatanku di hari itu, kemudian menuliskan setiap perasaan, pikiran dan peristiwa yang menarik bagiku di buku journaling. Dengan merefleksikan dan menuliskan apa yang aku lalui dan rasakan, aku mulai menyadari hal-hal kecil yang ternyata selama ini aku lewatkan begitu aja.  Misalnya pernah suatu ketika aku merasa hari itu biasa-biasa aja, gak ada perasaan atau pikiran yang menyita perhatianku juga. Sempat bingung mau menuliskan apa tentang hari itu. Namun ketika aku coba untuk refleksikan kembali dan menulis, aku sadar bahwa ada yang bisa aku syukuri di hari itu bahwa aku mendapatkan jadwal WFH sehingga gak perlu capek commuting dan lebih aman juga ketika pandemi. Sebetulnya hal yang kecil dan biasa saja, namun menurutku itu cukup berarti karena di hari yang menurutku biasa-biasa aja itu ada hal kecil yang bisa aku maknai.

Hingga saat ini tidak terasa sudah 2 tahun aku berdinamika bersama teman-teman seperjalananku disini. Banyak rahmat yang aku dapatkan, mulai dari lebih mengenal diri sendiri, jujur kepada diri sendiri dan Tuhan. Dan yang berkesan untukku seperti pengalaman yang aku ceritakan di atas, aku belajar menyadari bahwa hal-hal kecil yang selama ini aku lewatkan begitu aja ternyata berarti. Ketika aku berkeluh kesah, tidak perlu support yang berlebihan dari mereka, aku sudah merasa cukup membaik hanya dengan didengarkan dan tidak dihakimi. Lalu sesederhana aku yang mendapatkan jadwal WFH ketika pandemi, tidak perlu ada peristiwa yang “wow” dulu untuk membuat kita bersyukur dan memaknai hari itu.

Jadi lihatlah lebih dekat maka kamu akan menemukan bahwa “every small things happen to you are matter J”

 


Maria Denta Puput

Seorang karyawan di salah satu perusahaan Jakarta. Bergabung di Magis pada 2020, sejak saat itu ia belajar melihat lebih dalam bahwa rahmat Tuhan selalu ada di tiap kesehariannya.

 

 

 

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *