Mr. Nobody dan Petualanganku dalam Menentukan Pilihan

Mr. Nobody (Dok. Wikipedia)

 

Judul    : Mr. Nobody
Negara : Venesia
Genre   : Drama Fiksi Ilmiah
Rilis    : 2009
Durasi   : 141 menit

You have to make a right choice. As long as you don’t choose, everything remains possible

Kesukaanku mendengarkan lagu-lagu dari band rock asal Amerika Serikat, Thirty Second to Mars, membuatku ingin lebih mengenal sosok dari vokalis band yang satu ini, Jared Leto. Tenang saja, Jared Leto sama sekali enggak ada hubungannya dengan Band Letto asal Indonesia kok, he-he-he. Lagu “Do or Die” adalah lagu yang akan kuputar berulang kali saat aku dalam keadaan sangat bersemangat.

Sebelum membentuk sebuah band, ternyata Jared sudah terlebih dahulu aktif di dunia film. Keren, kan? Sudah ganteng, vokalis band kelas internasional, jago main film pula! Oh, seandainya aku diberi kesempatan untuk memilih dua di antara tiga keuggulan Jared itu. Atau cukup salah satunya juga enggak masalah, tetap saja nggak akan jadi pilihan yang sulit untukku.

Kalau kamu suka dengan film-film semacam Predestination, Inception, atau Prestige aku yakin kamu juga akan cocok dengan film Mr. Nobody yang dibintangi oleh Jared Leto ini. Ya, tentu saja film-film yang kusebutkan tadi memiliki satu kesamaan, alur yang rumit tapi seru untuk diikuti.

Mr. Nobody berlatar waktu tahun 2092, di mana pada saat itu manusia telah mengembangkan teknologi super canggih yang membuat semua manusia dapat hidup abadi kecuali Nemo Nobody. Sebagai manusia terakhir yang bisa mati secara alami, ia secara khusus dibuatkan program TV berjudul “The Last Mortal” yang menayangkan kisah hidup dan kesehariannya. Memori-memori Nemo berusaha digali dengan bantuan seorang psikolog melalui metode hipnotis. Nemo tua dituntun untuk bercerita tentang kisah hidupnya yang unik, tapi sayangnya tidak kronologis. Melalui cerita-ceritanya, ia seolah telah melalui beragam versi kehidupan.

Suatu hari, Nemo diwawancarai oleh seorang wartawan secara diam-diam. Ia menceritakan hidupnya dalam 3 fase:  9 tahun, remaja, dan dewasa. Saat berusia 9 tahun, Nemo bertetangga dengan 3 anak perempuan bernama Elise, Anna, dan Jean.  Di usia semuda itu, Nemo harus dihadapkan pada kenyataan bahwa orangtuanya memutuskan untuk bercerai. Pada detik-detik perpisahan ayah dan ibunya di stasiun kereta, Nemo harus segera membuat pilihan untuk ikut pergi bersama dengan ibunya atau tetap tinggal dengan ayahnya.  Tentu saja, setiap pilihan ini akan membawa Nemo pada jalan hidup yang berbeda-beda.

Sedari awal, jalan ceritanya memang sudah berputar-putar, saling timpang-tindih, terutama setelah adegan di stasiun kereta api. Pilihannya akan membawanya pada alternatif kehidupan yang berbeda-beda. Mulai dari kemungkinan-kemungkinan profesi yang akan dia hidupi, dengan siapa ia akan berjodoh, bahkan dengan cara apa ia akan mati pun sangat bergantung pada setiap pilihannya.

Sama seperti wartawan yang mewawancarai Nemo, tentu kita akan dibuat bingung dengan kehidupan mana yang benar-benar dialami Nemo. Apakah ia tinggal bersama ibunya di mana Nemo akan berjodoh dengan Anna? Atau ia lebih memilih tinggal bersama ayahnya kemudian berjodoh dengan Elise atau Jean?

Menyaksikan film Mr. Nobody ini membawaku pada ingatan tiga tahun lalu, tentang apakah aku benar-benar mau mendaftar di komunitas MAGIS atau tidak.  Jika aku benar ingin ikut MAGIS, apakah aku siap untuk berproses dan menerima kenyataan bahwa aku harus siap dengan segala kemungkinan yang akan kuhadapi: membuka diri, menghadirkan kembali ingatan-ingatan masa lalu, mengobati kembali luka-luka yang kukira sudah mengering.

Aku sadar tidak bisa memutar waktu kembali. Itulah mengapa seringkali aku menghadapi kebingungan yang luar biasa saat dihadapkan pada pilihan-pilihan yang sederhana. Pengalaman-pengalaman yang membuatku merasa salah dalam memilih selalu membawaku pada sebuah pertanyaan, “Butuh berapa kesalahan sampai aku dapat melakukannya dengan benar?”

Setiap pilihan, akan mengantarkan pada nasib yang berbeda. Peristiwa-peristiwa sederhana kadangkala menjadi dasar terjadinya nasib kita secara berkepanjangan karena  setiap pilihan, sesederahana apa pun,  memiliki resiko dan hadiahnya masing-masing.

Pengalaman ditemani dan menemani membuatku dan tentu saja banyak dari teman-teman di komunitas MAGIS tidak lagi merasa sendirian. Perlahan-lahan aku kembali menemukan cara untuk menata memori-memori kesedihan yang berantantakan, menatanya pada rak-rak yang seharusnya. Oh, aku ingat betapa selalu bersemangatnya aku setiap kali perbul akan dilaksanakan. Betapa aku tidak perlu takut dihakimi untuk cerita-cerita yang kubagikan. Betapa puk-puk dari teman-teman circle di pundakku benar-benar menjadi semangatku untuk tetap bertahan.

Beberapa hal yang kupelajari selama berproses di MAGIS: Doa hening memang tak menyelesaikan masalah, tapi membantu menghilangkan kabut pikiran. Examen memang tak membuatku seketika menemukan jalan keluar, tapi membantuku mengurai benang kusut. Dan Jurnaling memang tak membuat keadaan menjadi membaik, tapi membantuku meredam suara-suara di dalam kepala.

Bagiku MAGIS bukanlah bengkel yang bisa membetulkan roda hidupku menjadi lebih baik, ataupun Rumah Sakit yang mampu menyembuhkan luka-lukaku, melainkan  kendaraan yang mampu mendekatkanku pada Tuhan, membantuku melihat bahwa hidup tak sekadar lurus, tapi berbelok, menanjak, dan sesekali penting untuk menepi.

Dan saat ini, MAGIS adalah salah satu pengalaman bahwa aku telah benar dalam memilih. Menjalani setahun berproses dalam formasi, memberikanku banyak pengalaman, menyadarkanku betapa seringnya aku melewatkan pelangi karena terlalu sering menunduk, dan membawaku pada keputusan untuk menjadi bagian dari kepengurusan di tahun kedua dan ketigaku di komunitas MAGIS.


Richard Atmoharjono Simamora

Richard lebih dikenal akrab dengan sapaan Rcd (baca: er-ce-de).
Sehari-harinya bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan supplier baja di Jakarta. Sangat senang traveling ke luar negeri meskipun belum pernah. Mimpinya sederhana, malam tak kesulitan untuk tidur dan pagi tak kesulitan untuk bangun.

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *