Kehidupan punya manis dan pahitnya sendiri. Hanya kita yang mampu menakar rasanya; apakah perlu ditambahkan gula, atau lebih memilih menikmati rasa alaminya; yang pasti aromanya tetap terhirup oleh siapapun yang lewat di sekitarnya.
Seperti kami yang dipertemukan dalam satu circle di MaGis Formasi 2017 ini. Kami punya segudang kisah manis dan pahit dalam kehidupan, kami pun punya cara masing-masing untuk menikmati kisah hidup ini. Namun layaknya Kopi yang menjadi inspirasi circle kami, semoga circle ini mampu menjadi energi yang selalu kembali menyegarkan dari rasa kantuk dan lelah dalam menjalani keseharian penuh tantangan.
Siang menjelang sore kala itu, dalam Community Building 2017, kami yang sudah digabungkan dalam satu circle memulai pertemuan pertama kami dengan perkenalan diri. Kami yaitu Wems, Cici, Yesi, Tata, Eko dan Wahyu, bersama Stef & Puput sebagai animator, akan menjadi teman seperjalanan ke depan. Rasanya menyenangkan bertemu teman-teman baru, meski tetap ada rasa khawatir kalau-kalau aku tidak bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman dari berbagai latar belakang ini.
Aku, seorang pemikir yang masih sulit mengungkapkan apa yang biasanya ingin aku ungkapkan secara gamblang, hari itu harus belajar lagi. Memang akhirnya tak semua yang ingin kukatakan terungkap, entah mengapa masih ada rasa takut; entah karena harus menceritakan diriku kepada orang-orang baru, atau memang sesungguhnya kelemahan itu masih membuatku terjebak menjaga diriku dari hal-hal yang membuatku tampak lemah, meski diluar aku tampak begitu ceria dan penuh canda.
Mencoba mengalihkan rasa enggan, aku memilih lebih banyak tertawa dan bercanda. Lain halnya dengan Cici dan Eko yang tenang namun ketika diajak mengungkapkan pendapatnya, mereka dengan jelas mampu mengungkapkannya. Atau Tata, Wahyu dan Wems yang tampak “ramai” namun sungguh punya hati dan pikiran yang terbuka untuk pengalaman baru ini. Ditambah Stef & Puput yang juga siap menemani kelompok kecil ini untuk sama-sama belajar banyak hal lewat proses MaGis yang katanya jangka waktunya sampai setahun ke depan. Rasa syukur kembali menyapaku lewat teman-teman baru ini. Kurasa akan banyak proses yang akan membantuku mengembangkan diri dan menguatkan iman serta harapanku terhadap hidup yang kadang melelahkan dan sesekali terasa datar tanpa makna.
Awalnya tanpa nama. Masih terasa malu untuk berpendapat, mungkin kami takut tidak diterima dengan baik. Tapi ketika animator menceritakan pengalamanya bahwa disini, di komunitas ini, tidak akan ada yang mengintervensi hidupmu; kamu bebas menjadi dirimu sendiri dengan teman-teman yang akan selalu mendukungmu, dan tentu saja mengingatkanmu ketika kamu mulai jauh dari Tuhan, Jalan Kebenaran dan Hidup itu sendiri.
Selanjutnya kami saling berbagi cerita mengenai pengalaman apa saja yang bisa kami refleksikan dari kisah hidup Santo Ignasius Loyola yang baru saja kami dapatkan lewat materi yang frater pendamping berikan, bahkan kami coba rasakan lewat outbond games pagi harinya. Beberapa menyatakan kemiripan kisah hidup Santo Ignasius dengan pengalaman hidup mereka masing-masing. Dari seorang yang penuh ambisi dan impian, namun mencoba mencari Tuhan yang hadir dalam setiap pengalaman yang dirasakan. Semangat hidup duniawi yang tiba-tiba diputarbalikkan menuju satu tujuan akhir yaitu kebahagiaan abadi, hingga usaha-usaha yang harus dilakukan untuk tetap bertahan dalam setiap tantangan yang menjauhkan kita dari tujuan tersebut.
Aku pribadi belum sungguh menemukan apa yang harus ku capai lewat pembelajaranku di komunitas ini. Mungkin rasa sombong karena merasa sudah sempat bangkit dari kegagalan dan kembali menemukan Tuhan membuatku tampak biasa saja. Padahal aku percaya bahwa masih banyak hal lain yang bisa kutemukan dan mungkin hal-hal baru yang selama ini belum kusadari terjerat dalam diriku. Kiranya aku tak melewatkan kesempatan untuk membuka diriku agar semakin banyak merasakan rahmat Tuhan dalam diriku yang penuh kelemahan dan keegoisan ini.
Nama Kopi pun baru belakangan kami putuskan, setelah merasa terinspirasi dari banyak hal di sekitar. Ternyata Kopi punya sejuta makna untuk kami.. Perjalanan Kopi yang cukup panjang sejak awal mula dipetik, disangrai, digiling hingga bisa dinikmati rasa dan aromanya, seperti proses yang akan kami jalani bersama di MaGis ini. Dalam bentuk apapun entah bubuk, permen; dalam kemasan sachet ataupun botol, dibeli di cafe dengan harga mahal untuk menciptakan kesan berkelas ataupun warung kopi sederhana, tetap teringat dalam jiwa kita, seperti Tuhan yang selayaknya selalu ada dalam jiwa kita apapun pergumulan yang sedang kita alami.
Harapan-harapan untuk menemukan hal-hal dan pelajaran hidup yang lebih baik lewat komunitas ini kiranya membawa semangat baru untuk kami masing-masing sebagai pribadi. Meski kadang, tak jarang cara atau pola pikir dan hidup kita tidak sesuai atau kurang disukai orang lain, seperti Kopi yang bisa menjadi candu bagi penyuka minuman itu, namun tak semua orang menyukai kopi sebagai penambah rasa di hidupnya.
6 Oktober 2017
Yoana Yesinatali
Yoana Yesinatali