5 Desember 2020. Tak terasa sudah di penghujung tahun. Pukul 08.20 aku menunggu di stasiun kereta dari Bogor menuju Jakarta untuk bertemu teman – teman ku circle Carica. Sebenarnya cuaca sedang tidak mendukung untuk bertemu. Namun karena hasrat yang sedemikian besar untuk bertemu, kubulatkan tekad untuk tetap berangkat. Sesampainya di stasiun Gondangdia, hujan pun turun dan aku harus menunggu sampai hujan reda untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat yang sudah kami sepakati, yaitu sebuah cafe yang terletak di daerah Jakarta Pusat.
Sebelumnya kami menjadwalkan untuk bertemu pada pukul 10.00. Namun, karena hujan, akhirnya kami baru memulai sharing pada pukul 11-an. Aku sangat bahagia bisa bertemu teman-teman se-circle kembali sebelum perbul ke-3. Pertemuan ini sangat menyenangkan dan kami pun ditemani oleh Pendamping dan Animator yang selalu setia mendampingi kami. Alangkah senangnya aku bisa berkumpul dan menceritakan pengalaman hidup selama sebulan ini. Dari cerita hidup teman – teman yang lain, aku belajar bahwa masing – masing kami mempunyai kisahnya tersendiri dan semuanya unik bagiku. Kami di sini ada untuk saling mendengarkan dan kehadiran kami di MAGIS bukanlah suatu kebetulan. Ini sebuah rahmat. Tuhan mempertemukan kami di MAGIS agar kami bisa menjadi teman seperjalanan dalam memaknai cinta Tuhan di setiap hari.
Sebelum pulang, kami mengisi perut terlebih dahulu agar tidak lapar selama perjalanan pulang. Setelah makan, kami semua pulang dengan perut yang kenyang dan hati yang gembira. Aku menuju stasiun kereta untuk pulang ke rumah. Dalam perjalanan, aku masih terus mengingat semua kisah kami hari ini. Kereta yang kutumpangi hari itu mengantarku pulang ke rumah dengan suatu hal berharga yang kudapatkan dari teman–teman circle Carica.
Terima kasih buat kalian semua sudah mewarnai hidupku.
Fransiska Chindy Febri Utami
Seorang kaum rebahan berjiwa pejuang. Hidup bagaikan roller coaster, ada saatnya di atas dan ada saatnya di bawah. Ada saatnya kita tertawa dan ada saatnya kita menangis. Kadangkala tak mengapa untuk tak baik – baik saja karena kita hanyalah manusia. Segala sesuatu yang pelik dapat diringankan dengan peluk – Fiersa Besari