Berjalan bersama Dunia, Ignatius dan Latihan Rohani (2)

4. Latihan Rohani: Arti dan Tujuan

Ilustrasi : https://www.youtube.com/watch?v=xkJeHHXfcn0 (St. Ignatius and the Spiritual Exercises-Loyola Press, 1:39 menit)

Untuk lebih memahami kata “latihan”, saya belajar banyak dari para atlet basket. Tentu selain bakat/talenta, seorang pemain basket tidak mungkin dan tidak bisa lepas dari latihan. Mereka perlu meluangkan waktu berlatih dalam tim, melatih menjaga tubuh tetap bugar, melatih hidup sehat dengan makanan yang sehat. Bagaimanapun sudah latihan, mereka tak terlepaskan dari proses jangka-panjang. Seorang pebasket legendaris, Michael Jordan, pernah berbicara demikian “Saya telah melesat lebih dari 9.000 tembakan dalam karier saya. Saya telah kalah dalam hampir 300 pertandingan. Dua puluh enam kali, saya telah mendapat kepercayaan menang dalam pertandingan namun mendapatkan kekalahan. Saya telah berulang kali gagal dalam hidup saya. Dan itulah sebabnya saya berhasil.” Itulah olahraga! Begitu pula dalam “latihan atau olah-rohani”, kerohanian itu perlu dilatih, plus tak terhindarkan juga dalam kegagalan, tapi juga sekaligus ada kemenangan.  Kemenangan latihan rohani adalah kemenangan jiwa! David A. Flemming membahasakan bahwa tujuan Latihan Rohani itu membawa seseorang pada kemerdekaan batin yang sejati.

Lebih lanjut, arti dan tujuan Latihan Rohani oleh Ignatius dijelaskan di bagian awal bukunya, Latihan Rohani diartikan sebagai “setiap cara memeriksa hati (examen), meditasi, kontemplasi, doa lisan dan batin, serta segala kegiatan rohani lainnya… begitu pula dinamakan latihan rohani setiap cara mempersiapkan jiwa dan menyediakan hati untuk melepaskan diri dari segala rasa-lekat tak teratur dan dengannya mencari dan menemukan kehendak Allah dalam hidup nyata guna keselamatan jiwa kita” (bdk. LR 1, LR 22). Keselamatan jiwa sebagai ‘kemenangan’ dalam Latihan Rohani dimengerti sebagai buah-buah rohani yang diperoleh berkat 100% usaha manusiawi kita sekaligus 100% rahmat Tuhan sendiri. Ada kesalingan pada kedua-belah pihak. Bandingkan dengan olahraga, kita tentu tidak dapat menjadi seorang atlet yang baik bila tak pernah latihan dan tak pernah melatih raga kita untuk siap bertanding.

Kabar baik buat kita semua! Latihan rohani, sebuah sarana yang Ignatius temukan sendiri saat dia masih awam, sangat membantu Ignatius untuk menggapai visi dan perubahan hidupnya.  Sebenarnya latihan-latihan rohani bukanlah hal yang sama sekali baru, para tokoh terdahulu sudah mempraktikan latihan-latihan rohani. Ignatius sendiri jago dalam mensistematiskan Latihan Rohani sehingga dapat lebih mudah dipakai oleh semakin banyak orang di dunia ini. Latihan Rohani yang serius dipakai dengan bimbingan pembimbing rohani. Akan tetapi, bagi yang sibuk, ada anotasi 18-19 yang dapat menyesuaikan dengan kondisi dan situasi mereka yang mau berlatih rohani. Ignatius sendiri mencatat bahwa Latihan Rohani harus disesuaikan dengan keadaan mereka, yang berkehendak melakukannya, yaitu umur, pendidikan, dan bakat-kemampuan mereka (LR 18). Perlu dicatat juga, mungkin, tanpa mengatasnamakan Latihan Rohani a la St. Ignatius, orang-orang juga mempraktikan Latihan Rohani—lihat orang-orang kudus, seperti Carlo Acutis. Latihan Rohani sebagai yang disistemasikan lebih sebagai sarana kita untuk semakin terbuka pada karya-tangan Tuhan dalam hidup kita dan secara khusus juga kita alami dalam perjalanan bersama sesama.

 

5. Epilog : Sinodalitas, You’ll never walk alone

Akhir-akhir ini, dalam Gereja Katolik cukup sering terdengar istilah sinodalitas. Sinodalitas secara harfiah berarti “berjalan bersama” (Syn=bersama, hodos=berjalan).  Perlu dicatat juga bahwa sinodalitas yang dipimpin Paus saat ini bukanlah Konsili Vatikan III, melainkan implementasi Konsili Vatikan II yang sudah diprakasai oleh Bapa Suci Paus terdahulu. Dengan berjalan bersama inilah, para rasul dan pengikutnya sampai saat ini menyambut Kabar Gembira mengenai kerahiman Allah untuk mengampuni umat berdosa. Kita selalu sadar bahwa Ia mengosongkan diri, mengambil rupa seorang Hamba untuk menebus dosa-dosa kita di dunia (bdk Flp 2: 5-11). Walaupun carut marut dunia masa kini terus berkembang, yang terpenting adalah keterbukaan untuk berjalan bersama, baik dalam tataran Gereja maupun masyarakat dunia. Terinspirasi dari kisah perjalanan Ignatius dan Latihan Rohani, orang muda dapat memaknai arti penting berjalan bersama itu untuk memberi makna terdalam bagi hidupnya dan hidup dalam keberlimpahan (bdk. Yoh 10:10). Perjalanan spiritualias seseorang tak terlepaskan dengan perjalanan dengan dunia dengan segala carut-marutnya. Persis di situ, seperti kata Ignatius, justru kita diundang berjalan bersama untuk “Go forth and set the world on fire!”.

Saran Ignatius bagi mereka yang ingin menekuni Latihan Rohani adalah “Berjiwa besar dan hati rela berkorban” (LR 5).  Saran Ignatius dapat diwujudkan dengan mendisposisikan diri kita dalam kebesaran hati, keberanian dan keterbukaan pada rahmat dalam momen khusus Latihan Rohani. Kita paham betul bahwa banyak kesibukan berada di depan jidat kita, tetapi kita juga perlu rehat sejenak dari kesibukan itu untuk memberi waktu dan hati pada diri.  Dalam semua proses meneladani hidup Ignatius dan menekuni Latihan Rohani kita tidak sendirian. Sekali lagi, kita tidak berjalan sendirian. Sejarah Hidup Ignatius akan terus berjalan bersama sejarah hidup kita masing-masing. Latihan Rohani juga menjadi kerangka yang dapat menjadi acuan perjalanan hidup kita. Tak terlupakan juga, selalu ada teman-teman seperjalanan yang berjalan bersama dalam mengarungi dunia ini. Mengakhiri tulisan ini, kita tutup dengan mantap menyanyikan refrain lagu milik Gerry dan the Pacemakers, demikian; “Walk on, walk on. With hope in your heart, and you’ll never walk alone”.

 

 

Pertanyaan-pertanyaan reflektif sebagai pengendapan:

1) Apa disposisi batinku saat ini? Sebagai pribadi yang mau menekuni spiritualitas dengan seluruh carut marut dunia, berkaca dari Ignatius Loyola, tahapanku saat ini di mana? Beginner, inter-mediate, upper inter-mediate, atau sudah advance?

  1. Apa tantangan/ganjalan serta harapan/peluang yang paling kuat aku sadari dalam ‘’perjalanan bersama dengan dunia, Ignatius, dan Latihan Rohani’’?
  2. Jika disposisi batin, tantangan/ganjalan, dan harapan/peluang dapat dirangkai dalam satu kata/ kalimat, apa yang akan kutulis? Ceritakanlah!

*Naskah ini diberikan sebagai pembekalan Community Building Magis Jakarta 2023 dengan beberapa penyesuaian

 

REFERENSI

A.Tetlow, Joseph. Choosing Christ in the World: Directing the spiritual exercises of St. Ignatius Loyola according to annotations eighteen and nineteen, Boston: The Institute of Jesuit Source, 2015.

Coleman, Gerarld. Walking with Inigo, Gujarat: Gujarat Sahitya Prakash, 2005.

Gerard O’Connel, Analysis :  The Synod is not Vatican III. It’s Pope Francis’ implementation of Vatican II, America Magazine,  4 Oktober 2023, https://www.americamagazine.org/faith/2023/10/04/pope-francis-synod-vatican-ii-246206 (diakses pada pkl 11:16 WIB, tanggal 16 Oktober 2023).

Gonçalves Da Camara, Luis. Wasiat dan Petuah, Tom Jacobs (penerj.), Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996.

Martin, James. Jesuit Guide to (almost) everything: A spirituality for real life, New York: HarperCollins Publisher, 2012.

Sardi, L.A. Berani mengambil keputusan: 14 langkah berani ambil keputusan, Yogyakarta, Basis, 2020.

Sindhunata, Anak-Anak Ignatius: Kontemplasi dalam Aksi, Jakarta: Gramedia, 2022.

Sosa, Arturo. Walking with Ignatius, Boston: Loyola Press, 2021.

Pope Francis uses St. Ignatius of Loyola as an example of discernment, Youtube: Rome report in English, 7 September 2022, https://www.romereports.com/en/2022/09/07/pope-francis-uses-st-ignatius-of-loyola-as-an-example-of-discernment/

Martin, James. St. Ignatius of Loyola : A (very) brief bio, America Magazine, 31 Juli 2012, https://www.americamagazine.org/faith/2012/07/31/st-ignatius-loyola-very-brief-bio


A A Ferry Setiawan

Ferry adalah seorang skolastik Jesuit yang sekarang berkomunitas di Kolese Hermanum. Saat ini, Ferry bertugas sebagai pendamping di Magis Jakarta Formasi 2023. Sehari-hari, banyak waktu Ferry habiskan untuk membaca, menikmati musik jazz & menikmati pertandingan NBA.

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *