
Sumber : catholicireland.net
Lahir : Nijmegen, Negeri Belanda, 8 Mei 1521
Wafat : Fribourg, Swiss, 21 Desember 1597
Beatifikasi : 1864 oleh Paus Pius IX
Kanonisasi : 21 Mei 1925 oleh Paus Pius XI
Pesta : 21 Desember (sebelumnya 27 April)
Sumber:
Sardi, Leo Agung SJ. Jesuit Magis. Serikat Yesus Provinsi Indonesia, 2005.
Buku Misa-Misa Khusus Serikat Yesus. Provinsi Indonesia Serikat Yesus, 1996.
Ia adalah seorang rasul pena dan kata. Gereja mengangkatnya sebagai doktor Gereja oleh karena kerasulan dan tulisan-tulisannya. Katekismus yang dia tulis, “Summa Doctrinae Christine” merupakan karya yang menandai kebesaran kerasulannya.
Petrus Kanisius lahir di Nijmegen, 8 Mei 1521. Dia berasal dari keluarga yang kaya, saleh, dan memiliki tradisi religius yang kuat. Ayahnya adalah seorang walikota. Pada usia 15 tahun, dia dikirim ke Universitas Koln untuk studi humaniora. Setelah studi di Koln, dia melanjutkan di Louvain dengan belajar hukum sipil dan hukum gereja. Dalam sejarah panggilannya, Maintz merupakan tempat istimewa bagi Kanisius. Di sana ia bertemu dengan Petrus Faber. Pertemuan tersebut membangkitkan panggilan di dalam dirinya.
Petrus Kanisius menjalani Latihan Rohani 30 hari di bawah bimbingan Petrus Faber, yang merupakan salah satu pendiri Serikat Yesus. Pengalaman “Eleksi” di Minggu Kedua Latihan Rohani memantapkannya untuk memilih jalan panggilan di dalam Serikat Yesus.
Setelah ditahbiskan pada tahun 1546, Kanisius memulai karyanya dengan turut mendirikan rumah Jesuit pertama di Jerman. Pada tahun 1547, Kanisius mengikuti Konsili Trente sebagai perwakilan uskup Augsburg. Setelah konsili Trente, Kanisius berpindah-pindah tugas: Messina, Ingolstadt, dan Roma adalah beberapa tempat yang pernah menjadi ladang perutusannya.
Pada masa itu Protestanisme ajaran Mathin Luther sedang berkembang pesat di Eropa, terutama Jerman. Banyak uskup, imam dan umat yang meninggalkan gereja dan mengikuti ajaran baru tersebut. Petrus Kanisius berhasil memperdalam dan memperbarui iman banyak orang, lebih-lebih di Eropa Tengah. Untuk itu di 18 kota didirikannya kolese. Untuk itu juga ditulisnya 37 buku, antara lain tiga katekismus: yang besar untuk para rohaniwan dan cendekiawan; yang kecil untuk orang amat sederhana; dan yang sedang untuk pemakaian di sekolah-sekolah. Yang sedang inilah yang mendapat penyebaran amat luas. Diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, banyak umat kembali ke dalam pangkuan gereja setelah membacanya.
Imam yang terkenal saleh dan pintar itu akhirnya menutup mata untuk selamanya di Fribourg, Swiss pada tanggal 21 Desember 1597. Pestanya dirayakan pada tanggal 27 April sebelum dipindah ke tanggal 21 Desember, hari kematiannya.
“Jika kau memiliki terlalu banyak hal untuk dilakukan, dengan bantuan Tuhan kau akan mendapatkan waktu untuk mengerjakannya.” Kalimat sederhana dari Petrus Kanisius ini merupakan salah satu refleksi dari perjalanan panjang hidupnya. Melalui berbagai tugas yang diserahkan kepadanya, dia sadar bahwa Tuhan yang mengutus dia akan membantunya untuk menyelesaikannya.