Tentang Agere Contra, Ignatius dalam Latihan Rohani menulis demikian; Karena itu, agar Sang Pencipta dan Tuhan benar-benar lebih dapat bekerja dalam makhluk-Nya, jikalau ternyata jiwa itu dengan tak teratur lekat atau cenderung akan sesuatu, sangat bergunalah baginya berusaha sekuat tenaga untuk menginginkan kebalikan dari hal yang dilekatinya dengan tak teratur tadi [LR 16]. Di sana ada aspek ‘tindakan’ sekuat tenaga dan aspek ‘kehendak’ mengingini yang berkebalikan dari kelekatan kita.
Mengapa mesti melakukan dan berkehendak yang berkebalikan dari kelekatan kita? Tujuan Latihan Rohani Ignatius adalah menaklukkan diri dan mengatur hidup begitu rupa hingga tak ada keputusan diambil di bawah pengaruh rasa lekat tak teratur mana pun juga [LR 21]. Kita diajak punya sikap lepas bebas untuk mengabdi Allah sesuai dengan tujuan kita diciptakan [LR 23]. Masih ingatkah tentang asas dan dasarmu?
Tentu, kita juga masih ingat Panggilan Raja Abadi. Jika kita ikut dalam panggilan Raja Abadi dalam Panji Kristus; Mereka, yang mau lebih mencintai dan menjadi unggul dalam segala hal yang bersangkutan dengan pengabdian kepada Raja Abadi dan Tuhan semesta, tidak hanya akan mempersembahkan diri seutuhnya untuk berjuang; tetapi lebih lanjut bertindak melawan hawa nafsu, cinta kedagingan dan duniawi dalam dirinya,… [LR 97]. Ternyata, musuh dan godaan Iblis itu bukan di luar diri kita, tetapi di dalam diri kita.
***
Belum lama, saya berbincang dengan beberapa teman Loyola tentang hal apa yang membuat mereka merasa bersalah atau tidak efektif dalam studi dan pengembangan pribadi di sekolah. Tidak sedikit yang bercerita, bahkan menyadari bahwa masalah mereka adalah nonton YouTube atau main game sebagai bentuk pelarian dari kesepian atau masalah-masalah yang ada dalam sekolah atau keluarga. Mereka bisa terbius berjam-jam sampai dini hari untuk hiburan itu sehingga datang sekolah terlambat atau datang ke sekolah tidak dalam kondisi yang segar dan siap belajar. Lama-kelamaan ini jadi kebiasaan. Tentu kesulitan macam ini bukan monopoli mereka saja, saya dan anda pun mungkin juga mengalami hal yang sama.
Dalam kondisi macam ini, Latihan Rohani mengajak kita untuk berusaha menginginkan kebalikannya. Atau dalam kasus ini, diminta untuk tidak lagi membuka YouTube atau main game lagi. Tidak menyentuh gadget kita selama beberapa waktu. Bukan untuk tidur atau berdiam diri, melainkan melakukan apa yang seharusnya kita lakukan bahkan lebih, dalam konteks teman Loyola yaitu lebih tekun belajar, membantu teman belajar, membaca bacaan lain, dan makin bertekun dalam doa.
Terus terang, teori-teori moral, macam-macam refleksi, dan romantisme cinta Allah kadang kala tak berarti dalam situasi beratnya meninggalkan apa yang jadi kelekatan macam itu. Masuk dalam kesepian dan menjalani apa yang seharusnya kita kerjakan, bahkan lebih. Dalam pilihan-pilihan kecil dan sehari-hari macam itu, Latihan Rohani sungguh berbunyi. Terus berlatih dalam situasi macam itu akan membuat kita merasa damai, konsolasi. Begitu juga sebaliknya, tidak melatih diri macam ini akan membuat kita terpuruk dalam desolasi.
***
TIPS
Pertama, Agere Contra bukan berarti kita harus meninggalkan segala kehidupan kita dan masuk biara. Ignatius justru mengajak kita untuk menghidupi Agere Contra secara apostolik sebagai tegangan-tegangan yang konstruktif. Artinya hidup kita sehari-hari, pelayanan kita sehari-hari kepada orang lain adalah laboratorium latihan rohani di mana kita bisa melihat sejauh mana pengabdianku pada Allah. Dalam hidup macam itu, membangun motivasi atau menumbuhkan kehendak sangat penting.
Sebagai contoh; bahwa aku mau Agere Contra demi orang yang aku kasihi. Aku mau bertekun agar aku tak lelah dengan kebiasaan-kebiasaan yang memberatkan. Aku tidak mau terus menyesali apa yang aku lakukan, dst…
Kedua, jika kamu merasa berat, berdoalah; mohonlah kepada Tuhan seperti kamu memohon sesuatu pada seorang sahabat sejati agar Ia menumbuhkan keinginan dalam diri kita untuk mengingini hal tersebut. Mohon agar Ia menguatkan kita.
Ketiga, jika kamu merasa kesulitan, cobalah mencari seorang pembimbing rohani; bisa religius atau teman yang kamu rasa lebih maju dalam rohani untuk mendengarkan sharing-mu dan mohon pendapat. Kita tak pernah bisa maju sendiri tanpa orang lain. Mungkin teman itu dapat melihat sisi lain dari kesulitan kita yang bisa disyukuri, dan membuat kita makin bersemangat untuk maju.
Keempat, Just do it! Mungkin di awal akan seperti menelan pil atau jamu yang pahit, tapi menyehatkan hidup rohani kita. (DY)
Deodatus Yohanes, SJ