MAKMUR

Personil Makmur dari Kiri ke Kanan:
Toro, Yudha,Babas
Dini, Ratna, Kathleen,Gisel,Yenni

Entah apa yang membuat seseorang dapat bertemu dengan orang lain. Banyak yang menganggap mungkin hal tersebut hanya kebetulan semata, atau ada lagi yang memandangnya sebagai rancangan Sang Pencipta. Tapi di balik semua itu, bertemu dengan mereka adalah suatu berkat yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Singkat cerita kami terdiri dari 8 kepala dengan isi di dalamnya yang sangat berbeda. Cerita dibalik layar kehidupan kami pun juga berbeda. Tapi ada satu hal yang membuat kami dapat duduk bersama. Kami memiliki kerinduan yang sama di dalam iman. Terdengar sangat teoritis dan religius memang alasannya, tapi inilah kami, CIRCLE MAKMUR.

Kami tidak selalu dapat kumpul dengan lengkap, kesibukan kami membuat kami susah menentukan waktu yang pas. Sabtu atau Minggu menjadi pilihan yang biasanya kami ambil untuk bertemu. Awal kami duduk bersama, hanya cerita ringan yang kita sharingkan, tidak pernah terpikirkan bahwa dari cerita yang sederhana itulah timbul kepercayaan dan rasa nyaman. Kami mulai mau belajar untuk terbuka lebih dalam (berawal saat pertemuan mengenai sejarah hidup). Kami mencoba untuk membagikan sesuatu hal yang sudah lama tersimpan, bahkan dapat dikatakan hal yang tidak ingin kami ingat kembali. Tidak mudah untuk dikatakan, tapi perlahan mengalir begitu saja. Warna-warni hidup teman-teman membuka wawasan baru, mengubah cara pandang hidup.

MINGGU, 4 DESEMBER 2016
Makmuers, berkumpul di Raffel’s Roast Beef Sandwich Galaxi. Awalnya kami berencana untuk misa bersama terlebih dahulu di Gereja St. Bartolomeus Galaxi, tapi saya tidak bisa ikut misa bersama mereka, sehingga saya menyusul langsung ke tempat circle. Terasa sangat spesial karena pada akhirnya kami LENGKAP , setelah bersusah payah merumuskan tanggal dan tempat, hahahaha….. Masih menyambung dengan tema perbul sebelumnya, salah satu dari kami termasuk saya mencoba membagikan kisah hidup kami. Saling berbagi seperti sebuah keluarga, memberikan dukungan seperti seorang sahabat dan menyiapkan tissue dikala urgent :p. Ada kesan yang saya rasakan saat bertemu mereka. “LUAR BIASA”. Membuat saya melihat pernyertaan Tuhan di dalam kisah mereka. Senang dan sedih menjadi sebuah proses yang membentuk seseorang menjadi indah dan kuat. Untuk setiap hal yang telah terjadi, Teruslah berbahagia teman, kita akan selalu saling mendoakan.

Berhubung di akhir bulan Desember kami akan kesulitan untuk berkumpul, jadi kami memutuskan untuk bertemu lagi dibulan Januari, dengan acara tuker kado untuk merayakan natal versi Makmur. Tapi ada yang unik disini, setiap dari kami menuliskan apa yang sedang kami inginkan di selembar kertas. Lalu kami mengambil kumpulan kertas tersebut. Hingga waktunya nanti kami bertemu, tidak ada yang akan tahu siapa yang menjadi “Secret Santa” nya, hingga nanti saat bertemu masing-masing dari kami akan mencoba untuk menebak siapa secret santa mereka.

PERBUL ASAS DAN DASAR
Di pertemuan kali ini, kami ber-enam (Babas dan Kak Kathleen tidak bisa hadir karena ada acara keluarga) mencoba membahas mengenai materi yang telah disampaikan. Tentang arah di dalam hidup. Saya pribadi selama ini jarang berfikir tentang apa tujuan dan sarana saya di dalam menjalani kehidupan ini. Semua berjalan seperti biasa tanpa pernah saya pikirkan. Saat perbul kemarin saya menjadi berfikir tentang tujuan dan sarana di dalam hidup. Hal yang begitu penting tapi terlewatkan. Ternyata hal ini juga dirasakan oleh teman-teman makmur. Kami cenderung berjalan tanpa memahami arah hidup kami. Kami memusatkan hal duniawi sebagat pusat hidup kami seperti uang, kerjaan, kegiatan atau lainnya. Terkadang kami juga melupakan bahwa Pusat Hidup sejatinya adalah Tuhan.
Berbicara masalah kelekatan, setiap dari kami memilikinya, entah itu berupa benda atau orang lain. ada yang mengalami kelekatan terhadap handphone hingga membuat lingkungan sekitar terabaikan, ada pula yang cenderung bergantung kepada orang lain hingga tidak percaya akan dirinya di saat sendiri, ada yang sulit untuk bangun di pagi hari, dan ada yang memiliki kelekatan terhadap drama serial. Kami memahami tentang kelekatan tersebut, yang terkadang membuat kami sulit memilih di antara pilihan yang baik atau yang paling baik. Kelekatan tersebut membuat kami seolah tidak dapat beraktivitas dengan baik tanpanya. Kami ingin belajar untuk melepaskan ketergantungan kami perlahan-lahan. Semoga Tuhan memberkati kami untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan melepaskan kelekatan duniawi kami, serta dapat memuliakan nama-Nya dalam setiap kegiatan hidup kami.

Regards,

Gisela – Makmuers

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *