Ada Pelajaran dalam Setiap Perjalanan

Perjalanan satu tahun bersama MAGIS Yogyakarta. Januari 2023, perjalanan ini kuawali dengan niat dan semangat melayani. Satu kata kunci yang selalu kupegang teguh dalam perjalanan ini adalah “Allah sudah lebih dahulu mengasihi aku, maka aku pun ingin mengasihi Allah melalui sesama dan semesta”.

Aku sangat suka melakukan kegiatan sosial, khususnya dalam pendampingan. Mulai dari komunitas, organisasi, bahkan organisasi berlandaskan nilai-nilai komunitas. Kali ini Tuhan memperkenalkanku dengan komunitas MAGIS yang tentu memiliki keunikan tersendiri. Aku bertemu dengan banyak pribadi, mengalami banyak pengalaman, sembari mengenal diriku lebih dalam melalui spiritualitas ignatian.

Melalui MAGIS, aku belajar bahwa aku masih memiliki banyak luka dan kelemahan. Tanpa kusadari luka itu seringkali melukai orang-orang di sekitarku. Caraku memperlakukan mereka akan kembali padaku melalui cara mereka memperlakukanku. Aku adalah seseorang yang keras, tegas, tidak sabar, galak dan banyak kekurangan lainnya. Walaupun aku percaya, aku juga punya sisi baik. Tapi kali ini aku akan menceritakan sisiku yang sungguh sangat menyebalkan itu. Seringkali aku menyakiti orang lain dengan perkataan atau tindakan spontan. Di akhir hari, aku selalu menyesali itu semua dan berusaha meminta maaf. Bagaikan paku yang menancap pada kayu, walaupun dicabut bekasnya akan tetap ada. Begitu pula dengan kata dan tindakan yang sudah mereka terima dariku.

Belajar dari perjalanan Ignatius, aku pun mulai menerima luka dan kelemahanku sembari berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Aku masih tetap menjadi Arum yang menyebalkan.  Namun aku percaya, bahwa aku sudah bertumbuh jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku yang punya banyak kekurangan dan seringkali menyakiti orang lain, tetap dikasihi oleh Allah. Aku percaya Allah mengasihiku 100% dan juga mengasihi-Mu 100%. Apapun luka dan kelemahanku, Allah selalu punya cara untuk menunjukkan Kasih-Nya untukku.

Allah telah mengirim pribadi-pribadi untuk menolongku. Romo, suster, kakak saroh dan teman-teman seperjalanan di MAGIS. Aku bersyukur boleh mengenal, memahami, ditemani dan dikasihi oleh mereka. Aku pun ingin ambil bagian dalam karya keselamatan Allah dengan menjadi sarana bagi Allah untuk menolong orang lain. Man and woman for others.

 


Johanna Dyah Arum

Dikenal dengan nama Johanna namun lebih akrab dipanggil Arum. Pertama kali mengenal Spiritualitas Ignatian saat mengikuti retret misdinar. Sejak saat itu suka menulis jurnal pribadi hingga sekarang.

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *