Jalan Salib di Kala Pandemi

Kami mengundang Anda untuk bergabung dengan kami di Jalan Salib yang berbeda.
Anda tidak perlu pergi ke mana pun;
Anda bahkan tidak perlu mengatakan sepatah kata pun.
Tidak perlu berdiri, duduk saja di kursi Anda dan merenung dalam diam.

Sebelum Anda mulai merenungkan setiap perhentian,
Bayangkan Anda memegang HATI ANDA;
Peluklah segala KESEPIAN, KERINDUAN KECEMASAN, dan KETAKUTAN Anda –
Genggamlah pula iman, keberanian dan harapan Anda –

Juga bayangkan Anda meletakkan seluruh dunia di tangan Anda, sembari mempersembahkannya kepada Tuhan di masa-masa penuh bahaya dan ketidakpastian.

Playlist video tuntunan di YouTube:


⬇️ DOWNLOAD PDF TEKS TUNTUNAN (klik untuk download) ⬇️

🔗 Perhentian 1 – Yesus Dihukum Mati
Mari kita berdoa agar hari ini kita memilih seperti yang Tuhan kita lakukan saat Ia menerima salib-Nya; bahwa kita memilih menunjukkan sisi-sisi terbaik yang kita miliki bagi mereka yang memikul salib di tengah Pandemi Covid-19 ini.

🔗 Perhentian 2 – Yesus Memanggul Salib
Bisakah kita, seperti Tuhan, tidak menyerah dan menjadi korban penderitaan? Bisakah kita “menahan rasa sakit” – memilih untuk berhati merdeka, berani, kuat – seperti yang Dia lakukan?

🔗 Perhentian 3 – Yesus Jatuh Pertama Kalinya
Jangan menyerah, jangan menyerah. Sebaliknya, seperti Dia, bangun. Lawanlah gravitasi yang melemahkan kita. Bangunlah!

🔗 Perhentian 4 – Yesus Bertemu dengan Maria, IbuNya
Seperti Maria yang setia menemani Puteranya, mari kita juga berpaling kepada Maria di saat-saat sulit ini untuk menemani kita dalam ketakutan, kemarahan dan kekacauan. Dia selalu ada di sana, dan akan berada di sini, menemani kita di tengah pandemi.
Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami orang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.

🔗 Perhentian 5 – Yesus Ditolong Simon dari Kirene
Kita bisa tetap menyangkal atau membara dalam kebencian ataupun kita dapat memilih untuk melakukan seperti apa yang dilakukan Simon dari Kirene.
Dalam situasi apa pun yang kita hadapi, pilihan apa yang bisa kita buat hari ini untuk meningkatkan keberanian kita menerima keadaan dan kemerdekaan batin untuk menanggapinya?

🔗 Perhentian 6 – Veronika Membasuh Wajah Yesus
Jika kita belum bisa melakukan banyak hal ditengah pandemi ini, jangan merasa kecil hati. Anda tidak perlu melakukan sesuatu yang begitu luar biasa.
Ambil waktu rehat untuk sekadar bertanya kepada Tuhan apa yang dapat anda lakukan hari ini: Bagaimana Anda bisa membawa kehadiran dan wajah-Nya kepada orang lain? Bagaimana Anda bisa menjadi agen belas kasih bagi sesama?

🔗 Perhentian 7 – Yesus Jatuh untuk Kedua Kalinya
Tuhan kita tidak menyerah. Dia tidak menyerah. Bahkan ketika jatuh untuk kedua kalinya, Dia berdiri lagi.
Terkadang apa yang menyebabkan kita jatuh bukanlah sekadar beban salib kita, tetapi suara-suara yang mengejek dan merendahkan kita, pikiran-pikiran negatif yang membuat kita kecil hati. Jadi, apa yang harus kita lakukan?

🔗 Perhentian 8 – Yesus Menghibur Perempuan-Perempuan yang Menangisi-Nya
Kepada para perempuan yang menghiburnya, Yesus tidak hanya menerima belas kasih untuk-Nya sendiri, tapi juga membalas mereka dengan belas kasih.
Mampukah kita memberikan belas kasih saat kita sendiri dalam bahaya, atau khawatir tentang masa depan kita? Dengan cara apa Tuhan mengundang kita untuk menawarkan belas kasih kepada Dunia?

🔗 Perhentian 9 – Yesus Jatuh Untuk Ketiga Kalinya
Yesus hari ini mengingatkan kita bahwa yang penting bukanlah keberhasilan yang mulus dari kejatuhan, yang penting adalah bahwa setiap hari kita terus berusaha dan melakukan apa yang tiap kali Tuhan lakukan dalam perjalanannya ke Kalvari.
Bangun. Angkat Salibmu. Terus berjalan.

🔗 Perhentian 10 – Pakaian Yesus Ditanggalkan
Ketika kita merenungkan Yesus yang ditelanjangi dan tak berdaya, kita bisa mengerti rasa marah yang mungkin meliputi hati Yesus.
Kita tahu bagaimana rasanya dilanggar, terhina dan tak berdaya.
Kita berharap kita dapat mengatakan apa yang Tuhan katakan: “Bapa, ampuni mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”
Tuhan, bantu kami untuk bertahan dan tunjukkan pada kami apa yang bisa kami lakukan.

🔗 Perhentian 11 – Yesus Disalibkan

Ketika Yesus merentangkan tangan dan kaki-Nya, Dia menyerahkan diri dan nasib-Nya.
Bukan kepada para pemimpin Yahudi ataupun para prajurit Romawi, tetapi kepada Bapa-Nya.

Doa Yesus selama penyaliban-Nya mungkin terdengar seperti ini:
Aku di sini. Aku tidak tahu apa yang menanti. Aku tidak tahu apa yang Engkau rencanakan. Tapi Aku akan tetap berada di sini.

🔗 Perhentian 12 – Yesus Wafat di Kayu Salib

Tuhan kita wafat.
Wafat-Nya sama sekali bukan “tanpa rasa sakit sedikitpun”.
Wafat-Nya terjadi sangat lambat.
Wafat-Nya disertai rasa sakit yang menyayat-nyayat, tidak hanya secara fisik, tapi juga secara emosional dan spiritual.

Yesus mati dalam kesendirian.
Tidak ada yang bisa memegang tangan-Nya saat Dia tergantung di salib.
Suara yang Dia dengar bukanlah ungkapan cinta yang tulus dan berbunga-bunga, tetapi sebaliknya, caci maki yang kasar.
Namun Yesus tetap mempertahankan iman bahwa Dia berada di dalam tangan Bapa yang baik, bahwa Dia tidak sendirian.

Karena itu, marilah kita sadari bahwa kita juga tidak pernah sendirian, Tuhan kita hadir, Dia selalu dekat.

🔗 Perhentian 13 – Yesus Diturunkan dari Salib

Ketika kita merasa hidup kita pecah berkeping-keping atau hidup kita berada dalam puing-puing reruntuhan,
kita harus berbalik kepada Yesus.

Dia, yang demi kita, telah menyerahkan hidup-Nya “hancur berkeping keping”
Mari mohon pada-Nya untuk menuntun kita.

Agar kita kuat dan berani, setia, dan tetap saling mengasihi seperti yang Yesus perbuat sampai hembusan napas terakhir-Nya.

🔗 Perhentian 14 – Yesus Dimakamkan

Hari ini, di masa yang paling tidak pasti dan menakutkan ini, Maria, Sang Bunda mengajarkan kita untuk menunggu sembari berharap walaupun kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Justru karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi, kita bisa berharap, berani, dan mencintai bahkan jika kita sedih dan takut.

Kita berharap dunia kita akan menjadi lebih baik.

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *