Sebuah Kunjungan

Dalam bahasa Inggris, kata kunjungan diartikan dengan kata visitation. Kata tersebut berasal dari sebuah kata kerja bahasa Latin, videre, yang berarti melihat. Berangkat dari pengertian ini, sebuah kunjungan atau visitation tidak hanya sebuah pertemuan yang (mungkin akhirnya) menghasilkan dialog. Lebih dalam, kunjungan adalah sebuah kesempatan untuk (saling) melihat; tidak hanya dengan sepasang mata, tetapi juga melihat dengan hati. Bisa jadi, sebuah kunjungan kita maknai dengan perjumpaan yang saling memberikan perhatian.

The Nativity of Jesus

 

Peristiwa kelahiran Yesus Kristus ke dunia adalah sebuah “kunjungan Ilahi” dari Bapa melalui Putera-Nya. Allah begitu mencintai manusia dan merindukan manusia yang selamat dari segala dosa, maka Ia mengutus Yesus Kristus, Putera-Nya untuk menyelamatkan dunia. Allah mencurahkan hati-Nya untuk dunia agar selamat. Yesus Kristus pun memberikan diri-Nya secara penuh untuk karya keselamatan ini. Yesus tidak hanya melihat dunia dengan kedua mata-Nya, tetapi hati-Nya melihat setiap sudut dunia untuk direngkuh dan diselamatkan.

Setiap tahun kita merayakan Hari Raya Natal, yaitu hari kelahiran Yesus Kristus. Pada saat itu pula, kita merayakan “kunjungan” Yesus Kristus ke dunia. Tetapi, Yesus bukanlah seorang turis yang hanya berkunjung dalam hitungan jam saja. Kunjungan Yesus dapat kita maknai sebagai kunjungan yang permanen. Jika tidak demikian, mana mungkin kita diselamatkan dari segala dosa! Yesus tidak hanya berkunjung, tetapi Yesus bersedia tinggal di dalam diri kita. Bukan hanya saat Natal saja, tetapi setiap hari! Sayangnya, kita tidak sadar, bahwa Yesus selalu “berkunjung” bahkan tinggal di dalam diri kita.

Bayangkan, apa rasanya jika Anda berkunjung ke rumah seorang teman atau saudara tetapi tidak disambut dengan hangat? Tidak ada dialog, tidak ada kopi yang menemani obrolan di ruang tamu, dan tidak ada pelukan sambutan. Tentu, suasana dingin yang terasa dan membuat Anda tidak betah dalam kunjungan tersebut. Jangan-jangan, hal itulah yang kita lakukan terhadap Yesus ketika Yesus datang di hati kita. 

Mungkin kita sadar, bahwa ketika menyambut Tubuh Kristus dalam Ekaristi, kita bisa bersukacita menerima Yesus datang dalam diri kita. Tetapi, kita terkadang lalu membiarkan Yesus sendirian. Kita sibuk dengan segala pekerjaan dan jadwal pertemuan kita dengan teman, rekan kerja, pacar, dan rekan bisnis kita. Bisa jadi, hati kecil kita pun pernah mengingatkan, “Ingat, ada Yesus, lho!” Tetapi, mungkin kita menjawab sapaan itu dengan ungkapan, “Ah, Yesus pasti sudah tahu apa yang aku inginkan!”

Natal adalah sebuah perayaan kelahiran. Rasanya, jika kita memaknai Natal hanya setiap tanggal 25 Desember, itu adalah pemaknaan yang terlalu dangkal. Yesus selalu berkunjung dalam hati dan hidup kita, bahkan Ia tinggal di dalam diri kita. Akan tetapi, kita sering lupa akan “eksistensi” Yesus dalam hidup kita. Kunjungan ini sering kita abaikan. Kita justru terlalu sering berkunjung kepada orang lain, yang hanya berujung pada gosip.

Saudara-saudara yang terkasih, mari kita melihat dengan lebih dalam dan luas. Yesus tidak pernah lelah memberikan kita Hati-Nya setiap saat. Adakah kita mau pula memberikan perhatian kita barang sebentar dalam setiap aktivitas kita. Mari kita sapa Yesus yang ada di dalam hati kita. Yesus tidak hanya berkunjung, tetapi (ingin) tinggal dalam diri kita, karena Ia begitu mencintai kita. Jika kita sering menyapa Yesus, niscaya hubungan sosial kita pun akan menjadi lebih menyenangkan! Selamat Natal! Selamat menyapa Yesus Kristus dalam diri Anda setiap saat!


Petrik Yoga

Diakon untuk Keuskupan Purwokerto. Senang membaca dan aktif dalam Pope’s Worldwide Prayer Network (Jaringan Doa Bapa Suci Sedunia) Indonesia. 

 

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *