Pada pertemuan perdana bersama circle Spotify (Perbul 1), aku langsung menyetujui dan menyepakati rencana untuk melakukan pertemuan kedua kami di Kebun Raya Bogor. Rencana pergi ke Kebun Raya Bogor tentu saja membuatku sangat antusias karena inilah pengalaman pertamaku pergi ke sana. “Nanti di sana kayak apa ya? Di sana bakal ada apa aja ya? Bisa ngintip rumahnya Pak Jokowi enggak ya? Semoga enggak hujan deh di sana”, suara hatiku mulai ke mana-mana tidak sabar untuk pergi. Beberapa hari sebelum pergi, aku dan teman-teman Spotify bertemu secara daring untuk berbagi tugas siapa bawa apa dan siapa tugas apa. Saat itu, kami bersepakat untuk melakukan potluck ~karena urusan makan-makan itu penting ya guys ya haha~. Namun, sayang sekali tidak semua dari kami bisa ikut, karena agenda kegiatan masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan.
Spotify
Sampailah pada hari yang ditunggu-tunggu, kami bertemu kembali di Kebun Raya Bogor. Saat memasuki area kebun, lagi-lagi aku asik dengan suara dalam hatiku, “Oh gini ternyata Kebun Raya Bogor, luas juga ya. Gimana Ki, cantik kan pemandangannya banyak pohon, bunga-bunga dan rerumputan, serba hijau. Iyalah, orang biasanya cuma liat tembok kamar haha”.
Kami menghabiskan waktu di sana dengan makan, bercerita, bercanda dan tak lupa berfoto bersama. Tenang… di sana kami juga ada sesi ladoda dan circle-lan kok hehe. Pada kesempatan ladoda dan circle-lan, kami dibawa untuk bisa merasakan kembali momen-momen membahagiakan seperti apa yang pernah kami alami. Saat ladoda, aku merasa sangat nyaman, aku bisa mendengar suara burung, suara ranting serta daun tertiup angin, bisa merasakan hembusan angin di kulitku, dan juga bisa menghirup udara segar. Aku juga bersyukur atas perasaan bahagiaku saat itu, bisa berbagi cerita bahagia dan mendengarkan cerita bahagia dari teman-temanku. Aku yakin dan percaya bahwa pengalaman bahagia yang bisa kami alami dan rasakan itu bukanlah suatu yang kebetulan, karena tidak ada yang namanya ‘kebetulan’ di mata Tuhan.
Setelah makan, ladoda dan circle-lan, kami melanjutkan langkah kami berkeliling di area Kebun Raya Bogor. Sesekali kami berhenti untuk berfoto bersama sambil mengistirahatkan kaki kami yang sepertinya sudah mulai kelelahan. Saat berkeliling, suara dalam hatiku kembali menyapa, “haaah, menyenangkan sekali hari ini, melakukan sesuatu di luar kebiasaan, bertemu dengan orang-orang yang meskipun tergolong baru tapi bisa membuatku nyaman untuk berbagi cerita dan canda.” Setelah puas berkeliling, atau lebih tepatnya kami menyerah untuk berkeliling lebih jauh, kami memutuskan untuk mencukupkan pertemuan kami hari ini.
Pada perjalanan pulang, aku teringat pada sebuah lagu yang sering aku dengarkan akhir-akhir ini, begini lirik lagunya:
Seindah siang disinari terang, cara Tuhan mengasihiku
Seindah petang dengan angin sejuk, cara Tuhan mengasihiku
Tuhanku lembut dan penyayang, dan aku mengasihi Dia
Kasih-Nya besar, agung dan mulia, cara Tuhan mengasihiku
Sedalamnya laut seluas angkasa, cara Tuhan mengasihiku
Seharum kembang yang tetap semerbak, cara Tuhan mengasihiku
Damai-Nya tetap besertaku, dan surgalah pengharapanku
Hidupku tentram kunikmati penuh, cara Tuhan mengasihiku
Cara Tuhan Mengasihi Kami
Aku merasa lagu diatas sangat menggambarkan pengalamanku hari ini bersama teman-teman Spotify. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena menghadirkan mereka dalam kehidupanku. Aku percaya masing-masing dari mereka dipilih untuk hadir dalam kehidupanku bukanlah sesuatu yang kebetulan. “Terima kasih Tuhan, aku sangat mengagumi cara-Mu mengasihiku.”
Rizky Chantika Wiranti
Biasa dipanggil Kiki. Lahir di Pasuruan, besar di Yogyakarta dan sekarang menjadi perantau di Jakarta. Kegiatan sehari-hari menemani anak-anak bermain, menyanyi, dan menari di sekolah. Selalu percaya bahwa Tuhan selalu punya banyak cara untuk mengasihi anak-anak-Nya.
