Dua tahun berlalu setelah aku tergabung dalam formasi MAGIS Jakarta 2019. Di akhir masa formasi, buah dari diskresiku adalah untuk tidak melanjutkan menjadi pengurus MAGIS Jakarta 2020 maupun 2021. Beberapa tugas kantor dan exercise yang kujalani ketika itu membuatku merasa belum siap menjalani komitmen sebagai pengurus. .
Tahun 2022, aku mendapat sapaan dari-Nya melalui salah satu pengurus BPH Magis 2022 yang menghubungi melalui whatsapp di malam hari. Ia menawarkanku terlibat dalam kepengurusan. Mendengar tawaran tersebut, aku pun meminta waktu untuk bisa berdiskresi sebelum mengambil keputusan.
Saat berdiskresi, aku merasa dihantui oleh roh jahat yaitu rasa malas, cemas, dan ragu. Keesokan harinya saat duduk di ruang makan, bersenda gurau seperti biasa bersama kedua orangtuaku, tiba-tiba ada sebuah kalimat yang muncul, “Berilah aku cinta dan rahmat-Mu, cukup itu bagiku”. Aku merasa disadarkan kembali. Aku menyadari bahwa selama ini ada surprise tak terduga melalui cinta dan rahmat-Nya.
Proses diskresi membawaku pada rasa rindu ketika berdinamika dalam formasi MAGIS 2019. Aku pun merasa bahwa roh kemalasan & roh rasa takut yang menghambatku untuk tidak melanjutkan menjadi pengurus beberapa tahun lalu. Bukan hal mudah bagiku untuk kembali membuka memori suka dan duka dalam dinamika mengolah sejarah hidup saat itu. Ada sebuah Injil yang selalu aku ingat, “Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi Tuhan menolong aku” (Mazmur 118:13). Ketika aku mengalami penolakan, Tuhan memberikan mukjizat dan sapaan melalui orang-orang baik yang hadir di sekitarku.
Ketika bimbingan rohani, aku disadarkan kembali saat mengalami luka, Tuhan memberikan cinta-Nya melalui pengalaman-pengalamanku saat di bangku kuliah, bahkan saat perjalanan ke kantor. Aku merasa diterima dengan sapaan yang lembut dan ramah. Oleh karena cinta-Nya, aku disapa kembali melalui para romo, frater dan teman- teman di MAGIS serta semua orang baik yang selalu Tuhan kirimkan untukku. Sehingga aku merasa diterima, dipulihkan dan dikuatkan. Puji Tuhan, tuntas sampai selesai formasi bersama circleku.
Melalui pengalaman berproses bersama-Nya selama formasi MAGIS 2019, akhirnya aku memutuskan bergabung dalam kepengurusan MAGIS 2022. Aku mendapatkan undangan dari-Nya yaitu menjadi koordinator koor MAGIS Choir di Pilar Service.
Dua bulan telah berjalan dan ada pengalaman yang dapat kupetik melalui teman-teman di Service yaitu satu per satu proses persiapan penawaran pelayanan koor MAGIS baik pelayanan untuk wedding dan pelayanan koor di gereja, bisa terselesaikan walaupun belum finish. Prosesnya aku nikmati dengan sabar. Tentu tidak bisa instan dan mudah menjalaninya, seperti memasak mie instan, ada proses sebelum akhirnya bisa dihidangkan.
Aku sebagai manusia biasa terkadang timbul rasa cemas dan di benakku mengatakan “apakah bisa mengikuti pengurus Magis selama setahun?”
Namun aku selalu percaya dengan satu petikan dari Surat Petrus, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu” (Petrus 5: 7).
Semoga melalui kesadaran bahwa aku pernah mengalami luka dan cinta, Dia tetap setia menyertai langkahku. Jika ini undangan dari-Nya yaitu baik adanya, aku pun percaya. Melalui undangan-Nya aku ingin mengucapkan rasa syukur terima kasihku melalui perjalanan hidupku terutama di dalam berproses dengan menyelam lebih (duc in altum) dalam kepengurusan MAGIS tahun 2022.
Maka Tidak cukuplah aku harus mengabdi Allah sendirian: aku harus membantu hati semua orang untuk mengasihi-Nya dan lidah semua orang untuk memuji-Nya. – St Ignatius Loyola
Venansia Anggit
Biasa disapa Anggit (MAGIS Formasi 2019). Seorang karyawan swasta. Suka senam, yoga, menyanyi, dan membaca. Menyukai visi dari Santo Ignatius Loyola yaitu “when I believe it, I’ll see it”. Alasan join MAGIS yakni mengucap syukur terima kasih atas rahmat dan mukjizat-Nya. -Ad Maiorem Dei Gloriam-