Setelah 5 Tahun Menunggu Akhirnya Tuhan dan Semesta Menjawab Keinginanku

Magis circle

Masih teringat dengan jelas di dalam ingatanku 5 tahun lalu, tepatnya tahun 2016. Saat itu aku sedang istirahat setelah sesi pembekalan Volunteer Asian Youth Day 2017 di Wisma Salam Muntilan. 

Tetiba aku didatangi dan diajak berkenalan dengan Rm John, SJ. Setelah ngobrol beberapa saat beliau langsung mengajakku untuk bergabung di maGis Jogja. 

Aku saat itu langsung merasa tertarik  mendengar ajakan beliau, tapi hanya bisa berkata, “maaf mo, saya kayaknya belum bisa gabung deh soalnya saya di Semarang.” 

Saat itu aku belum paham tentang apa dan gimana sih komunitas maGis itu. Dalam hati ada sedikit keyakinan, meski hanya bisa ngebatin, “semoga suatu saat bisa ikut maGis.”   

Entah ini suatu panggilan dari Tuhan atau bagaimana, aku yang pada 2018 hanya seorang OMK biasa mencoba memberanikan diri untuk ikut retret pribadi di Girisonta. Ya maklum saja, masa OMK bagiku itu adalah saat untuk mencoba dan mencari. 

Tak hanya mencari apa panggilan hidupku? Aku juga mencari cara hidup mana yang cocok yang bisa membuatku semakin dekat dalam berelasi dengan Tuhan. 

Saat itu aku dibimbing oleh Rm Darminta, SJ. Beliau pun dengan sabar mulai mengenalkanku pada beberapa istilah ignatian seperti: AMDG, Finding God in All Things, konsolasi, desolasi, agere contra, examen, dan masih banyak lagi.  

Setelah retret usai, rupanya Tuhan masih ingin mengajakku mengenal lebih dalam mengenai cara hidup yang diwariskan oleh St. Ignatius Loyola ini. Aku yang sudah lama menjadi pecinta dunia novel, perlahan mulai tertarik untuk membaca buku-buku Ignatian yang ditulis oleh para romo Jesuit.

Setahun kemudian tepatnya bulan Februari 2020 aku mencoba mengikuti retret pribadi lagi di Panti Semedi Klaten. Rupanya di sana aku dipertemukan lagi dengan Rm John SJ. Kebetulan beliau juga yang jadi pembimbingnya. 

Suatu kali ketika acara santai aku iseng berkata, “mo, buat maGis online dong. Nanti aku bakal ikut deh.” Beliau pun hanya berkata, “ya doakan saja ya”. 

Tak lama kemudian Maret 2020 pandemi covid-19 mulai masuk ke Indonesia. Semua kegiatan dan juga pekerjaan yang dilakukan tatap muka mau tidak mau harus dilakukan secara online. Aku yang sebelumnya tidak pernah aktif dalam kegiatan gereja, mulai tertarik mengikuti acara gereja yang dilakukan secara online. 

Saat itu di whatsapp group aku tak sengaja melihat poster acara series webinar mengenai Spiritualitas Ignatian yang diadakan tiap Sabtu minggu genap oleh suatu yayasan. Aku tak hanya menikmati acara webinar saja di sana, tapi juga merenung soal kehendak Tuhan.

“Mungkin lewat webinar ini Tuhan mau mengajakku mengenal dan menyelam lebih dalam lagi mengenai spiritualitas Ignatian.”

Pada Desember 2020, tetiba aku mendapatkan direct message instagram dari seorang sahabat yang saat itu sedang menjalani formasi di maGis Jakarta.  

“Ri, buruan daftar nih. Kamu bisa kok formasi 10 bulan! Nanti kita bisa saling sharing berdua.  Apa yang jadi keinginanmu terwujud juga ya,” katanya. Aku yang merasa tidak sabar untuk mendaftar kemudian membaca baik-baik persyaratan yang ada di poster. 

Tapi lagi-lagi yang namanya roh jahat tidak ingin seseorang menjadi maju. Ada perasaan ragu-ragu  dalam pikiran dan perasaanku ketika akan  mendaftar. Apalagi perasaan dan pikiran bahwa aku adalah seorang disabilitas yang mungkin agak sulit untuk berformasi di maGis.  

Untuk menenangkan pikiran dan perasaanku yang sedang kacau, aku pun memutuskan untuk bertanya dan memastikan pada romo apakah aku dengan keterbatasan fisikku bisa tetap ikut maGis? Tak lama kemudian beliau pun membalas, “silakan dan welcome.” 

Romo bahkan meyakinkan kalau aku bisa, dan keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk berproses di maGis.  Berbekal sedikit  dukungan semangat dari romo. Aku pun akhirnya mengisi form pendaftaran maGis.

Pada Januari formasi maGis 2021 dimulai. Saat itu kira-kira ada 30an omk dari berbagai daerah yang mendaftar dan masuk di group whatsapp peserta maGis 2021. 

Kami pun mulai diajarkan mengenai apa itu examen, jurnaling, doa hening, 10 butir kepemimpinan dan masih banyak lagi.  Ketika mendengarkan penjelasan mengenai itu semua, aku pun diajak untuk mau tekun dan komitmen menjalankan examen dan jurnaling harian setiap hari. 

Di maGis aku tak hanya diberikan kesempatan untuk belajar mengenai spiritualitas Ignatian saja. Aku pun bertemu dengan Magis Circle (Magcir). Mereka bagiku merupakan sebuah keluarga kecil tempatku pulang. 

Setiap anggotanya mau mendengarkan dan menerima pergulatan yang dialami masing-masing dari kami selama satu bulan. Aku sendiri merasa bersyukur bertemu dengan Magcir 5 yang beranggotakan: mba Sherly, mba Ayu, Widia, dan Krisna. 

Di Magcir 5 masing-masing dari kami memiliki background yang berbeda-beda. Tak hanya itu saja, aku pun juga bertemu dengan sahabat rohani (saroh). Saroh bagiku tak hanya sebagai seorang sahabat seperjalanan saja. 

Dengan segala kelebihan dan keterbatasannya, ia mau menerima, mengingatkan, dan mengajari sahabatnya agar bisa maju dan berkembang bersama.  Mengingat prosesku untuk bergabung di maGis yang harus menunggu 5 tahun dan ditambah harus mengikuti formasi selama 11 bulan. Aku pun merenung dan berefleksi mengenai beberapa hal. 

“Terkadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga kita  perlu mengalami penundaan, terhalang oleh perasaan ragu-ragu, harus meniti jalan alternatif terlebih dulu, serta diperlukan sikap tekun, setia dan sabar, hingga akhirnya sampai dan menemukan sesuatu yang berharga itu.”  

“Jangan pernah berhenti berharap dan bermimpi kendati tidak terucap dengan kata. Karena Tuhan dan semesta tetap akan berusaha mewujudkan apa yang kita inginkan menurut waktuNya.”


Maria Febri Kristina

Biasa dipanggil Ria. Seorang disabilitas daksa berumur 26 tahun. Kesibukan saat ini bekerja. Penyuka novel klasik, nasi padang, dan matcha latte. Motto “jangan pernah berhenti berharap dan bermimpi kendati tidak terucap dengan kata. Karena Tuhan dan semesta tetap akan berusaha mewujudkan apa yang kita inginkan menurut waktuNya.“ Bergabung dengan Magis di tahun 2021.

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *