Kesederhanaan Sang Imanuel

Perayaan Kelahiran Yesus yang kita rayakan pada saat Natal biasanya diiringi dengan gegap gempita dan kemeriahan membeli pakaian baru, menghias rumah dengan ornamen natal, atau menyiapkan panganan yang menemani perayaan kita. 

Namun, Natal dua tahun terakhir ini agaknya berbeda. Pandemi yang masih meliputi akhirnya membuat kita harus merayakan Natal dengan amat sederhana. Bahkan kesempatan untuk datang ke gereja pun mungkin tak bisa dirasakan, karena keterbatasan kapasitas. 

Keterbatasan ini sebetulnya sungguh perlu direfleksikan sebagai upaya yang membantu kita dalam menyambut kelahiran-Nya mulai dari masa adven. Sebab kesederhanaan juga  agaknya menjadi cara Allah menyapa umat-Nya. 

Hal itu tercermin dalam kelahiran Sang Putra yang ditempatkan dalam kandang, kehadiran gembala yang bertamu, dan pemilihan Maria yang merupakan seorang gadis sederhana dan lugu pun menjadi contoh  lainnya. Nilai – nilai sederhana inilah yang hendaknya menjadi refleksi kita bersama di tengah keterbatasan yang ada. 

Yesus hadir ke dunia juga dengan misi yang sederhana, namun membawa dampak yang luar biasa. Ia datang untuk melayani kita dan menggenapi sabda Allah dan hukum-Nya. 

Sosok Yohanes Pembaptis yang hidup di padang gurun dengan pakaian kulit beruang, dan makanan madu hutan serta melakukan pembaptisan di Sungai Yordan melengkapi kesederhanaan kehadiran-Nya.

Keterbatasan dan kesederhanaan ini hendaknya tidak mengurangi sukacita akan kelahiran-Nya. Terlebih makna Imanuel sebagai “Allah beserta kita”, sungguh amat sangat dirasakan dalam dua tahun terakhir yang masih diliputi pandemi ini. Itu terutama terasa lewat berbagai rahmat yang masih menyertai kita. 

Misalnya, dari kesehatan kita sampai yang tidak terpapar virus saat ini, pekerjaan dan rezeki yang masih kita dapat, turunnya kasus positif, dan banyak rahmat lainnya. 

Rahmat yang sudah banyak kita terima ini hendaknya dibagikan juga kepada sesama kita agar mereka dapat menikmati rahmat atau kebahagiaan yang sama. 

Tidak perlu hal besar, dari hal kecil dan sederhanapun rahmat bisa kita bagikan. Contohnya lewat sharing iman dalam pertemuan masa adven yang masih virtual, berbagi nasi kotak kepada sesama yang membutuhkan, dan banyak kegiatan sederhana lainnya.

Akhirnya, marilah kita sambut kehadiran-Nya dengan penuh sukacita dan bahagia walau dalam kesederhanaan, sambil berharap hal-hal yang lebih baik lagi akan terjadi di tahun mendatang baik bagi kita maupun bagi dunia ini. 

Selamat mempersiapkan dan menyambut natal dan tahun baru, Tuhan Memberkati!

 


Paschalis Julung Pradhana

Mahasiswa Semester 4 jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di salah satu perguruan tinggi swasta di jakarta. Memiliki Hobi membaca, berkesenian (Menggambar, Menulis,dll). Bergabung di Magis Jakarta tahun 2020.

 

 

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *