Tanggal 5 April 2020 adalah hari di mana kami berjumpa lagi dalam perbul, tetapi dengan cara yang berbeda. Kita tak bertemu fisik, tak bisa bersalaman, tak bisa nyenderan, memukul pundak lainnya, dan bercanda langsung tetapi kita bertemu melalui video conference.
Kami mengikuti perbul secara online. Kami menyimak materi yang ditonton dari youtube, menjawab beberapa pertanyaan yang udah disediakan dari website, dan circle menggunakan zoom. Semuanya terjadi di dunia maya. Sejujurnya aku tak terlalu menghayati kalau itu semua dilakukan di dunia maya. Aku senang dengan sosial media, tetapi aku tak terlalu nyaman dengan berkomunikasi terus menerus menggunakannya, karena aku tak tau cara bagaimana mereka membuat nada dalam pembicaraan, sering kali nada yang kubuat salah sampai membuat pesan yang disampaikanpun berbeda. Aku lebih nyaman untuk bertemu, beda halnya dengan mencari hiburan melalui sosial media. Di group circle pun kadang aku muncul, menurut ku udah males aja, tapi saat kita circle di zoom kemarin, beda lagi rasanya. Aku senang, rindu dan ingin bertemu. Aku selalu senang saat bertemu mereka, walaupun kali ini melalui media sosial, tapi aku bisa melihat wajah mereka, bisa melihat cara mereka berbicara, cara mereka mengekspresikan diri saat bercerita, bisa melihat mereka tersenyum dan tertawa saat bercanda.
Banyak hal yang aku dapatkan dari teman-teman circle dan animator. Belajar sabar dalam menghadapi sesuatu, belajar untuk tetap rajin berdoa, belajar untuk menyadari setiap anugerah yang Tuhan berikan, belajar untuk mencintai diri sendiri, belajar untuk tetap berjuang, belajar melawan ketakutan dan masih banyak lagi. Aku senang saat bertemu mereka. Senang bisa saling kenal, kenal lebih dalam.
Untuk materi yang disampaikan terkait mempelajari tema Discernment (Pembedaan Roh), aku mulai berpikir bahwa apakah yang selama ini aku lakukan adalah roh baik atau jahat. Dari roh tersebut adapun 3 hal yang dibuat agar kita dapat melawan roh jahat, diantaranya tidak manja, tidak merahasiakan sesuatu, dan membuat benteng. Aku merasa tersindir karena dari 3 hal tersebut tidak ada yang ku perbuat. Aku malah melakukan kebalikkannya dan menikmatinya. Aku tahu bahwa itu adalah hal buruk, tapi sulit bagiku untuk memulai dan meninggalkan kebiasaan yang kulakukan. Namun, dari hatiku yang paling dalam, aku ingin, ingin sekali menjadi sosok yang lebih baik, jauh dari segala yang buruk dan aku berharap semoga itu bisa terwujud, walaupun nggak tau kapan, aku juga berharap kepada diriku sendiri agar mau memulai kembali dengan kehidupan lebih baik dan meninggalkan kebiasaan buruk yang kulakukan.
Suasana hati ku akhir-akhir ini kacau sekali, sering bersedih, sering tiba-tiba nangis, sering tiba-tiba marah, dan mudah tersinggung, aku mudah sekali tersentuh akan sesuatu dan itu membuat ku emosional. Contohnya dengan kondisi saat ini, corona yang sedang dihadapi dunia, aku sedih, setiap berita terkait corona kadang aku menangis. Aku tidak suka dengan kondisiku saat ini, aku berpikir itu termasuk salah satu efek dari aku tak merenungkan setiap kegiatanku, terlalu sering mengeluh untuk kegiatanku saat ini yang sudah lama WFH dan berkeinginan pulang kerumah. Namun, aku takut kalau aku membawa virus untuk keluargaku, aku yakin aku bisa kuat melawan virus itu, tapi aku tidak yakin apakah adik-adikku dan mama kuat melawannya, aku tak mau membuat mereka sakit. Aku mencoba bertahan untuk tetap stay di indekost, walaupun sangat membosankan. Semoga corona cepat berlalu, dan semoga aku dapat merenungkan lagi apa yang dapat kuambil dari yang terjadi saat ini. Selain itu, aku saat ini juga rindu, rindu untuk duduk di gereja dengan hati tenang, mengikuti misa dan bisa merasakan Tuhan hadir dan duduk bersamaku saat itu, aku rindu saat saat seperti itu, Tuhan apakah aku bisa merasakannya walau tidak di gereja?