Here For A Purpose

Bersama Circle Catur dan Circle Dragon Ball dari Formasi MAGIS 2018

We are all here for a purpose.

No matter that he does, every person on the earth plays a central role in the history of the world. (Part of 8 Important Points of Life)

***

Dalam Perbul terakhir untuk tahun formasi 2018, tim companionship mengadakan mixed circle, yaitu forum sharing gabungan antara dua circle. Salah satu komposisi mixed circle terdiri dari circle Dragon Ball dan Catur, dimoderatori oleh saya dan Wahyu, serta ditemani pendamping Kak Moncil dan Ajeng. Sangat dahsyat rasanya pada saat diminta menjadi moderator di mixed circle ini. Karena benar saja kedua circle ini sangatlah meriah baik formasi maupun animatornya. Awalnya lokasi yang dituju itu adalah Taman Suropati, tapi karena beberapa pertimbangan (salah satunya yaitu cuaca yang cukup random ya belakangan ini) membuat kami memilih Lapangan Banteng sebagai lokasi pengganti.

 

Dengan alas seadanya, kami pun membuat mixed circle ini serasa piknik di hutan pinus yang teduh, padahal sebenernya panas juga sih. Mixed circle ini diawali dengan ice breaking. Permainannya cukup sederhana, petunjuk gambar hanya diketahui oleh orang pertama, selanjutnya orang kedua dan seterusnya harus bisa mengkreasi gambar orang pertama tersebut. Masing-masing peserta diberikan waktu terbatas. Pada akhirnya gambar tersebut harus bisa diperbaiki oleh orang pertama dan harus sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan. Sungguh bukan permainan sederhana ketika dipraktekkan, karena menghasilkan kemeriahan masing-masing grup dengan teriakan kecil “apa ini?”, “aaaahhh”, “hahahaha”, “duh”, dan sebagainya.

 

Sudah cukup dengan pemanasan, acara selanjutnya adalah sharing session. Kegiatan ini dibuat untuk lebih mempererat pengenalan antar teman sesama MAGIS, baik itu antar formasi 2018 yang berbeda circle, juga dengan para pendamping/animator/moderator (yang notabene adalah alumni).

Di mixed circle ini, tim spiritualitas sudah menyiapkan pertanyaan untuk formasi dan animator. Adapun pertanyaannya adalah: Formasi: Perubahan dan rahmat apa saja yang kualami selama menjalani formasi? Animator (termasuk moderator dan pendamping): Konsolasi apa yang kualami selama menemani circle?

 

Satu per satu teman-teman formasi mengutarakan perubahan dan rahmat yang mereka terima selama menjalani formasi. Sharing mereka adalah hasil konsiderasi dari kedalaman hati masing-masing. Beberapa orang berefleksi bahwa Tuhan memiliki lebih dari seribu satu cara memanggil dan mengubah arah hidup mereka dari kesukaan (shallow wants) akan kesia-siaan ke kerinduan (deep desires) makna hidup dan keselamatan. Seringkali Ia melakukannya dengan cara yang tidak terduga. Sama seperti di Pamplona, Tuhan bertindak dengan cara yang jitu dan pada saat yang tepat membidik kelemahan untuk dididiknya dalam keutamaan.

 

Teman-teman formasi di sini bisa dikatakan telah melakukan perjalanan yang amat penting untuk dilakukan yaitu perjalanan internal di dalam diri. Mereka mulai berproses walaupun proses itu sendiri tidak segampang membalikkan telapak tangan dan proses di tiap-tiap pribadi tidaklah sama. Karena siapa dapat menebak tepatnya saat ketika dunia kita akan berubah? Masing-masing mempunyai “jalan” nya yang harus dipenuhi dan jalur yang mereka tempuh pun tidak bebas dari rintangan. Menyadari pilihan mereka untuk mengikuti kegiatan maGis inipun membuat teman-teman menyadari perubahan yang terjadi dalam diri mereka.

 

Sharing dari teman-teman formasi ini mengarah kepada perubahan, pengatasan rintangan dan pengambilan keputusan penting. Semua hal itu pasti dipertimbangkan lewat diskresi. Terlebih lagi teman-teman formasi disatukan dalam lingkaran circle yang menuntut mereka untuk membuka diri, melatih diri untuk mendengarkan sharing dan berproses. Seperti yang dikatakan Winston Churhcill, “Courage is what it takes to stand up and speak; courage is also what it takes to sit down and listen.” Teman-teman formasi berani untuk melangkahkan kaki mereka dalam membangun pikiran dan melepaskan ikatan hati dalam proses spiritual praktisnya St. Ignatius Loyola untuk mencapai kepenuhan hidup.

 

Selanjutnya sharing dari pada animator / moderator / pendamping mengenai konsolasinya selama mendampingi juga tidak kalah menarik dari teman formasi. Bagi mereka keadaan yang “sesungguhnya” itu justru dimulai ketika menjadi pengurus. Ada salah satu teman yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang kebetulan, semua pasti ada benang merahnya masing-masing. Percayalah bahwa sesuatu itu terjadi karena alasan yang kita tidak pahami tetapi Tuhan tahu. Kita tidak dapat melihat alasan atau sebab tersebut secara instan. Dengan belajar berproses, kita bisa melihat semua pengalaman yang terjadi itu mempunyari arti dan menjadi sebuah dasar untuk terus berproses, termasuk juga konsolasi saat menemani teman-teman formasi.

 

There is a God given path for all of us, and it’s a path of love, which opens up all the doors to our life; but then again, it’s still our choice whether we wish to walk it. We definitely can control what significance it has on our life or how we react to it.

Destiny is no matter of chance. It is a matter of choice: it is not a thing to be waited for, it is a thing to be achieved (William Jennings Bryan).

Sore harinya gerimis menyapa kami, yang semakin lama semakin deras, mengundang kami untuk buru-buru bergerak mencari tempat berteduh. Dan, sharing Ajeng dan Kak Moncil pun menjadi penutup mixed circle kami hari itu. Karena hujan begitu masih begitu derasnya, kami berteduh sampai dengan pertunjukan air mancur dimulai (ya hitung-hitung sekalian saja sih nonton pertunjukan bagus dan gratis).

 

Last but not least, friendships are such a beautiful thing. It is where one soul trusts another to find comfort and liberation on this journey (Chidiac, 2012).

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *