Asas & Dasar: Cara Kita Bersepeda Dengan Allah

“Apa tujuan hidupku?”

Seberapa sering pertanyaan itu kita tanyakan? Tentu saja, pertanyaan “berat” itu pernah terbersit di dalam pikiran kita. Mungkin hanya lewat saja, atau mungkin amat serius kita pikirkan. Pepatah Jawa yang amat terkenal itu bilang bahwa hidup itu hanya satu perhentian yang amat singkat, “Urip iku mung mampir ngombe,” hanya sekedar untuk lewat minum. Kalau memang begitu yang terjadi, apakah tujuan hidup ini diarahkan pada perjalanan setelah mati? Lalu untuk apa hidup yang singkat ini? Untuk apa mencapai gelar, bangun pagi-pagi untuk bekerja, memperoleh banyak teman? Untuk apa kita hidup? Apa tujuan hidup ini?

Menjawab pertanyaan yang tak habis untuk dibahas itu, Santo Ignatius Loyola menawarkan suatu tujuan hidup yang amat mendasar. Ia menuliskannya di dalam Latihan Rohani 23. Bagi Ignatius, tujuan hidup sejati manusia adalah: “memuji, menghormati, serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya.” Di dalam LR 23 itu, yang biasa disebut sebagai Asas dan Dasar, Ignatius juga menuliskan poin-poin ringkas yang amat padat sebagai penjelasan bagaimana manusia bisa mencapai tujuan hidupnya itu. Juan Alfonso de Polanco, sekretaris Ignatius, meringkas Asas dan Dasar ini ke dalam empat poin demikian:

  1. Manusia diciptakan untuk memuji, menghormati, serta mengabdi Allah Tuhan kita, dan dengan itu menyelamatkan jiwanya.
  2. Ciptaan lain di atas permukaan bumi diciptakan bagi manusia, untuk menolongnya dalam mengejar tujuan ia diciptakan
  3. Karena itu, ciptaan dapat dipergunakan atau dilepaskan sejauh itu membantu atau menjauhkan kita dari tujuan.
  4. Oleh karena itu, kita perlu mengambil sikap lepas bebas terhadap segala ciptaan tersebut, sejauh pilihan merdeka ada pada kita dan tak ada larangan. Maka dari itu dari pihak kita, kita tidak memilih kesehatan lebih daripada sakit, kekayaan lebih daripada kemiskinan, kehormatan lebih daripada penghinaan, hidup panjang lebih daripada hidup pendek.

Asas dan Dasar ditempatkan amat penting oleh Ignatius sebagai awal dan fondasi dari Latihan Rohani. Segala diskresi dan perjalanan Latihan Rohani selanjutnya dijiwai oleh prinsip-prinsip dasar yang ada di dalam Asas dan Dasar. Meskipun singkat, Asas dan Dasar perlu dibatinkan dan diusahakan terus menerus hingga akhirnya menjadi suatu cara hidup, bukan hanya teori. Pertanyaan selanjutnya bagi kita adalah, apakah aku setuju dengan tujuan hidup dalam Asas dan Dasar ini? Kalau bukan Allah yang kita puji, hormati dan abdi, lalu siapa? Bisa saja aku yang menjadi tujuan dari segala sesuatu yang kita kerjakan. Tapi apakah itu tujuan hidup yang sejati?

Berikut ini beberapa poin penting yang terdapat dalam Asas dan Dasar:

  • Aku dicintai oleh Allah. Asas dan Dasar bukanlah suatu kewajiban, melainkan suatu tanggapan akan cinta Allah. Dalam sejarah hidup, kita sadar bahwa meskipun tidak sedikit pengalaman-pengalaman sulit yang kita alami, kita tetap bisa bertahan dan tetap dicintai. Hidup adalah anugerah yang paling paling nyata bahwa kita dintai Allah. Keyakinan “aku dicintai Allah” itu amat penting bagi seseorang untuk tumbuh. Setelah dicintai, apa yang kuperbuat? Memuji, menghormati, serta mengabdi Allah akhirnya adalah suatu tanggapan aktif dari kita yang sudah merasa dicintai.
  • Lepas bebas. Ignatius menawarkan suatu sikap lepas bebas. Bukan dalam arti bebas memilih apa saja sesuai dengan kehendak pribadi. Kembali lagi pada tujuan awal, lepas bebas berarti sikap batin “merdeka” untuk memilih, di antara pilihan-pilihan yang ada, mana yang lebih menuntunku semakin dekat dengan Allah dan semakin memuliakan-Nya. Sikap lepas bebas itu dipraktekkan dengan menggunakan apa yang mendukung dan melepaskan apa yang menghambat mencapai tujuan.
  • Sarana demi tujuan. Dalam banyak situasi, manusia seringkali salah dalam menempatkan tujuan dan sarana. Apa yang semestinya menjadi sarana dijadikan tujuan, begitupun sebaliknya. Allah sebagai tujuan tidak boleh ditempatkan sebagai sarana. Segala situasi di dalam hidup, sekalipun itu rasa sakit atau kemiskinan, bisa menjadi cara bagi manusia untuk memuliakan Allah.

Bicycling by deviantart.com/kokecit

Sepeda Tandem

Salah satu analogi yang amat menarik untuk menggambarkan asas dan dasar adalah kisah tentang aku dan Tuhan yang sedang mengayuh sepeda tandem. Gambaran itu amat mewakili bagaimana seseorang berusaha untuk percaya pada kehendak Tuhan dan mengikutinya. Bersepeda tandem bersama Tuhan menunjukkan sikap manusia yang berusaha total menyerahkan diri kepada-Nya.

Kita mungkin pernah merasa bahwa segala sesuatu di hidup kita hanya diri kita sendirilah yang menentukan. Hendak menjadi apa aku, hidup macam apa yang kupilih, ke mana aku akan pergi, siapa yang akan menjadi pasangan hidupku, semuanya akulah yang menentukan. Tentu kita pernah merasa dalam posisi memegang kendali sepenuhnya dalam hidup, dan segala sesuatunya terpenuhi sesuai dengan apa yang kita inginkan. Pada titik itulah kita ada di bagian depan sepeda, memegang kemudi dan merasa bahwa kita sendirilah yang memperoleh segala pencapaian itu.

Bicycling deviantart.com/kokecit

            Tapi tunggu dulu, apakah aku hanya sendirian mengayuh “sepeda hidup”-ku? Tentu tidak. Sepeda tandem itu dikayuh oleh aku dan Tuhan. Selagi kita mengarahkan kemudi, Tuhan tidak berhenti mengayuh pedal dan mendorong laju sepeda kita. Kita mungkin bangga karena memilih jalan sendiri, tetapi tidak jarang berujung pada jalan yang salah karena lupa bahwa Tuhan ada bersepeda bersama kita. Ternyata Tuhan selama ini mendukung kita, mencintai kita.

            Menyadari hal itu, kini kubiarkan Allah berada di depan, mengarahkanku pada jalan-jalan yang ia pilih dan aku belajar untuk percaya. Dalam posisi itu, kita seringkali tidak bisa memahami ke mana Tuhan membawa kita dalam hidup ini. Mungkin berlelah-lelah menyusuri pengalaman menyedihkan yang tampak tak berujung, mungkin bertemu dengan orang-orang yang amat kita cintai, atau bahkan berpisah dengan orang-orang dekat dan aku pedal itu harus tetap kukayuh. Dalam ketakutan melewati jalan-jalan sulit, Ia berbisik pada kita, “Jangan takut, aku ada bersamamu.”

            Tidak hanya itu saja, dalam setiap jalanku bersama Tuhan, banyak hadiah yang kudapat yang bisa kubawa untuk bekal dan tidak sedikit pula yang harus kutinggalkan karena membebani. Dalam perjalanan kita bersepeda dengan Tuhan, banyak “hadiah” yang Tuhan berikan. Hadiah itu bisa berupa relasi yang nyaman, bakat-bakat, hobi, atau barang-barang tertentu. Dalam perjalanan itu, kita tidak bisa membawa semua hadiah itu. Perlu ada yang dibawa demi mendukung perjalanan bersama Tuhan, tetapi harus ada juga yang ditinggalkan. Kalau hadiah itu amat berat untuk kita lepaskan, kita tidak boleh lupa bahwa yang terpenting adalah “aku dan Tuhan”, bukan “aku dan hadiah” itu.

Setelah itu, aku lanjutkan perjalananku bersama Tuhan, dan aku siap berpegangan erat padanya, melewati jalan-jalan baru di depan. Meskipun tidak kuketahui ke mana arahnya, aku selalu yakin, Tuhan akan membawaku ke tempat-tempat terbaik, dan yang terpenting, Ia ada menemaniku.    

Selamat berpikir kembali tentang pertanyaan: Apa tujuan hidupku? Mungkin Asas dan Dasar bisa menjawab pertanyaanmu itu.

Tulisan ini mengambil inspirasi dari A Handbook for Spiritual Directors,  oleh Timothy M. Gallagher, O.M.V. dan Discovering Your Dream: How Ignatian Spirituality Can Guide Your Life oleh Gerald M. Fagin, S.J. Dari sumber-sumber tersebut, kamu bisa membaca ulasan yang lebih lengkap. Selain itu ulasan tentang Asas dan Dasar dapat dilihat situs ini: http://spex.ignatianspirituality.com/Commentary/Principle 


Benicdiktus Juliar Elmawan, SJ

“Lewat latihan rohani saya merasa berharga dan dicintai apa adanya oleh Allah. Saya ingin perasaan itu dirasakan pula oleh semakin banyak orang.” Benicdiktus Juliar Elmawan, SJ (Benic) adalah frater skolastik Serikat Yesus. Sebelum menempuh studi filsafat di STF Driyarkara, ia menjalankan dua tahun masa pendasaran rohani di novisiat (2015-2017). Berasal dari Bandung, ia kini menjadi pendamping maGis 2018.

 

Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Copy This Password *

* Type Or Paste Password Here *