Kenapa voting terbanyak pertemuan circle jatuh pada hari ini?
Itu pertanyaan yang tersirat di pikiran saya pagi ini. Bangun pagi di hari weekend untuk kegiatan sosial di Monas, macetnya perjalanan karena bertepatan dengan torch relay Asian Para Games 2018, lalu membayangkan pasti akan sangat melelahkan, dan sore hari masih ada agenda circle. Saya lelah sekali ya Tuhan, physically and mentally. Setelah mengalami beberapa hal yang tidak berkenan pada saat kegiatan di Monas. Dengan segala rasa yang berkecamuk dan mata yang sangat lelah, saya berjuang untuk tetap membuka mata selama menyetir ke Lippo Mall Puri, tempat pertemuan circle kami. Finally, tiba di parkiran Lippo Mall Puri dengan selamat dan tepat waktu(jam empat sore), sesuai waktu janjian circle. Tapi, maafkan saya teman-teman, saya putuskan untuk tidur sebentar di mobil selagi kalian masih mencari tempat circle-an. Maaf ya bukan maksud tidak setia kawan tapi mata ini sudah 5 watt.
Dua puluh menit sudah cukup untuk mengistirahatkan mata. Gosong, bau matahari, saya pun harus masuk mall dalam keadaan lusuh. Badan masih terasa lelah karena beberapa hari juga kurang tidur. Sekarang waktunya ketemu dengan teman-teman circle yang sudah datang. Long story short, setelah sempat bingung mencari tempat pertemuan, akhirnya kita kumpul di restoran dengan harga yang cukup bersahabat.
Joe, Yessi, Adeline, Holly, Agnes, saya dan disusul dengan Dithe siap untuk sharing setelah perut kenyang karena porsi makanan yang banyak banget. Kita juga berharap Melissa yang baru tiba di Jakarta dapat menyusul kita. Semoga Wawan bisa gabung dengan kita next time. Bersyukur semua anggota circle Sauh ini berdomisili di Jakarta Barat, kecuali saya Jakarta coret (Tangerang). Mereka adalah keluarga baru saya untuk 1 tahun ke depan. Takut berekspektasi tinggi karena ini masih awal perjalanan kita berproses tapi saya senang dan bersyukur memiliki mereka dalam 1 circle ini.
Dari awal pertemuan pertama di combul (community building) yang lalu, menurut saya cukup menyentuh, menginspirasi dan cukup dalam, mengingat itu adalah pertemuan pertama kami sebagai satu circle. Saya kaget ketika mengetahui bahwa ada yang datang ke combul dengan beban yang begitu luar biasa. Kaget, karena ternyata saya tidak cukup peka menyadari hal itu, padahal selama combul hampir setiap waktu saya bersama dengannya. Menjadi perenungan bagi saya sendiri, merasa malu dan bersalah, sebab di malam pertama combul saya sangat terganggu oleh suara yang berasal darinya saat kami semua sudah terlelap. Tapi ternyata saat itu, bebannya begitu berat.
Selain itu ada yang terharu akan arisan doa. Melihat dia terharu, jujur membuat saya amazed. Saya menjadi rindu dengan diri saya sendiri yang pernah se-sentimental itu, yang mudah kagum seperti seorang anak kecil yang begitu sederhana. Saya bertanya kepada diri saya sendiri, apakah saya sudah terlalu tergerus dengan dunia dewasa yang tidak ramah ini sehingga saya menjadi tidak terlalu ekspresif seperti dulu, atau karena saya memang sudah mensyukurinya dan tenang di kedalaman. Bagi saya pribadi, mendoakan orang lain adalah kasih yang sesungguhnya. Arisan doa adala romantisme dalam suatu hubungan rohani.
Sharing, menangis, dan memaafkan adalah suatu proses healing. Ketiga hal itu sulit saya lakukan di depan orang yang baru saya kenal. Sejujurnya, saya masih sedikit struggle untuk sharing ke banyak orang. Walaupun sudah dilatih seperti ini selama 3 tahun lebih, tapi tetap sedikit sulit untuk terbuka ke orang-orang baru dan belum terlalu dekat. Ya ini lah saya dengan pribadi yang introvert. Tapi saya harus keluar dari zona nyaman karena sudah commit di Magis berarti saya juga harus belajar terbuka dengan mereka. Puji Tuhan, salah satu code of conduct circle di Magis ini adalah confidential. Selain itu yang menjadi bahan circle adalah apa yang terjadi dari pertemuan terakhir hingga saat ini. Ini membuat saya lebih mudah untuk terbuka.
Selalu menyenangkan untuk semakin mengenal pribadi setiap orang. Itu salah satu alasan yang membuat saya tetap datang ke pertemuan kedua ini walaupun sejujurnya badan remuk redam. Melissa yang juga baru mendarat di Jakarta bela-belain datang ke pertemuan circle. Hal ini menunjukkan, we really treasure circle time. Sebelum Melissa datang, kita sudah sharing berbagai hal dan dilanjutkan setelah Melissa datang walaupun beberapa orang sudah pulang. Mendengar teman-teman saya sharing sungguh mengingatkan saya akan quote ini ‘don’t judge a book by its cover’. Mereka termasuk saya sendiri adalah pribadi yang ingin mencintai Tuhan lebih lagi lewat sesama dengan kelemahan dan keterbatasan masing-masing. Dalam beberapa minggu ini, begitu luar biasa Tuhan membentuk pribadi kita masing-masing lewat orang lain di sekitar kita (keluarga ataupun teman) dan juga lewat situasi.
Kita juga membahas mengenai pernikahan. Diawali dengan pertanyaan dari salah satu teman kami, apakah kamu mau menikah? Pernikahan bukanlah solusi untuk kebahagiaan. Jangan jadikan pernikahan untuk membuat korban baru di dunia ini. Ketika kita tidak cukup dewasa dalam menjalani pernikahan, anak lah yang menjadi korban. Selain itu, kita juga sudah diperkenalkan sedikit tentang topik sejarah hidup. Sedikit sharing masa kecil salah satu teman, membuat teman yang lain tersentuh dan menangis. It would be a precious moment, perhaps will hurt us. Saya pernah menjalani hal seperti itu, namun kami menyebutnya ‘journey to the depth’. Sangat tidak mudah, membutuhkan rahmat dan keberanian untuk memeluk segala hal yang telah terjadi. I’m sorry for my friend for what had happened. Saya pun hanya dapat membantu dalam doa.
Kenapa voting terbanyak pertemuan circle jatuh pada hari ini?
Come to Me, all you who are weary and burdened. And I will give you rest. (Mat 11: 28).
Ternyata circle hari ini adalah undangan bagi saya. Tuhan yang begitu mengasihi saya dan melihat beratnya beban saya saat ini dan melihat kebutuhan saya akan asupan rohani. Dengan circle hari ini, saya seperti diberi waktu beristirahat dari segala kegiatan duniawi, duduk mendengarkan Yesus yang berbicara lewat teman-teman saya. Terima kasih Tuhan karena beban ini jauh lebih ringan untuk dipikul karena sudah berbagi segala rasa ini kepadaMu lewat mereka.. Saya semakin dikuatkan, terinspirasi oleh pribadi-pribadi yang luar biasa. Kisah mereka membuat saya belajar banyak hal. Beberapa hal pun menjadi bahan perenungan pribadi saya sendiri.. Mari kita berproses bersama dalam Kristus.
In manus tuas Pater, commendo spiritum Meum.