The Jesuit Guide to (Almost) Everything – saat pertama kali mendengar judulnya, tidak ada keinginan untuk membacanya sama sekali. Persepsi yang muncul adalah pemikiran bahwa saya pasti tidak akan bisa menyelesaikan buku yang sulit dimengerti. Kesan pertama buku rohani memang selalu demikian bukan? Berat, monoton, filosofis. Tapi karena pada saat mendapatkan, saya sudah mendaftarkan diri di maGis dan belum mengetahui apapun tentang maGis, Santo Ignasius, ataupun Latihan Rohani, maka timbul juga dorongan kuat untuk membaca buku karangan Fr. James Martin ini. Bukan ingin, tapi merasa perlu. Diluar dugaan, ketika mulai membaca, saya malah sulit melepaskannya. Fr. James Martin berhasil menyajikan filosofi Latihan Rohani yang berat dalam bentuk tulisan yang santai, menyenangkan, dan mudah dicerna, bahkan oleh awam seperti saya yang belum menyelesaikan satu bacaan rohani sekalipun.
Cerita yang dituliskan kebanyakan berasal dari pengalaman penulis sendiri. Perlu diketahui bahwa sebelum menjadi imam, penulis pernah memiliki karir yang cemerlang dan pernah merasakan hidup sebagai awam dengan segala rutinitas duniawi. Hal ini juga yang kemudian membangun kesan akrab dari penulis, seakan-akan dia mengerti semua pergumulan kita sebagai awam dan masuk dari sisi kekeringan manusiawi kita.
Penjelasannya yang paling berkesan dalam buku ini bagiku adalah tentang Si Jahat dan bagaimana dalam keseharian Si Jahat bisa saja menjelma menjadi malaikat. Si Jahat bisa membuat kita merasa apa yang kita lakukan adalah benar, karena memang secara logika, mayoritas orang akan melakukan hal yang sama. Misalnya kita membenci seseorang karena kesalahan yang pernah dilakukannya. Secara logika, mengucilkan dan membenci orang itu adalah tindakan yang kita pikir benar. Mayoritas orang juga melakukan hal yang sama. Kita merasa keputusan yang diambil telah benar. Namun bukankah yang dikehendaki oleh Tuhan sebenarnya adalah mengampuni dan bukan membenci? Sadarkah kita pada saat mengambil tindakan membenci, kita telah dipengaruhi oleh Si Jahat?
Rangkaian kata dalam buku ini, ringan dan sederhana, namun mampu menusuk sampai ke lubuk hati terdalam tanpa kehilangan kesan humoris dari penulis. Ada banyak pertanyaan yang menuntun kita ke arah refleksi yang lebih dalam serta kita untuk mengenali diri kita sendiri; mengenali tujuan utama hidup kita; dan memberi cara membangun relasi dengan sesama dan Tuhan secara sehat; cara berdoa dengan lebih baik; cara untuk mencapai lepas bebas; serta mengingatkan pembaca akan besarnya cinta Tuhan pada kita. Bahwa kita semua adalah pendosa, namun sangat dicintai oleh Tuhan.
Buku ini juga mengajak kita untuk mengenal lebih jauh dimana Tuhan berada pada saat kita sedang dilanda kesulitan, membimbing kita untuk lebih mengenali Tuhan dalam pemahaman yang lebih dewasa. Bukan lagi sebagai Tuhan yang dapat mengabulkan semua permintaan kita; bukan sebagai Tuhan yang sering memberikan cobaan kepada kita, tapi sebagai Tuhan yang senantiasa menemani kita dalam berbagai situasi dan kondisi, bahkan yang paling terpuruk sekalipun.
Buku ini cocok dibaca kapan saja dan di mana saja. Bahkan sebenarnya buku ini tidak hanya dapat direkomendasikan bagi teman-teman Katolik, namun juga untuk khalayak yang lebih luas. Saya sendiri pernah merekomendasikan buku ini untuk seorang sahabat yang beragama Buddha dan dia malah terpukau dengan kemiripan filosofi kedua agama dan sosok Santo Ignasius. Pokoknya rekomen banget deh, apalagi buat teman-teman MAGIS.
Selamat membaca!
– Stefani, Magis Jakarta formasi 2016 –
SPIRITUALITAS YESUIT DALAM KESEHARIAN
Judul asli: The Jesuit Guide to (Almost) Everything: A Spirituality for Real Life
Oleh James Martin, SJ
Diterbitkan oleh Yayasan Sesawi, 2017
508 halaman